5 Mitos Gunung Semeru: dari Paku Pulau Jawa, Sang Juru Kunci Mbah Dipo, hingga Dewi Ranu Kumbolo

- 5 Desember 2021, 19:41 WIB
5 Mitos Gunung Semeru dan Ramalan Jayabaya: dari Paku Pulau Jawa hingga Dewi Ranu Kumbolo
5 Mitos Gunung Semeru dan Ramalan Jayabaya: dari Paku Pulau Jawa hingga Dewi Ranu Kumbolo /Bowo Sucipto/REUTERS/

PORTALMALUKU.COM -- Gunung Semeru yang berada di antara Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang, Jawa Timur, mengalami erupsi pada Sabtu, 4 Desember 2021. Pasca meletus, sejumlah mitosnya pun menguak: dari Paku Pulau Jawa hingga dewi penunggu Ranu Kumbolo.

Seperti diketahui, Gunung dengan ketinggian 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl) itu meletus disertai semburan hujan abu vulkanik yang cukup tebal.

Jika melihat catatan sejarah meletusnya Gunung Semeru, pernah mengalami erupsi yang cukup besar pada 200 tahun lalu, tepatnya 8 November 1818.

Setelah itu, Gunung Semeru juga kembali meletus pada 2 Februari 1994. Di tahun 2000-an, Semeru tercatat mengalami 8 kali meletus--dengan letusan besar terjadi pada Natal 2002.

Selanjutnya, 1 Desember 2020, Gunung Semeru kembali meletus diikuti guguran awan panas dari puncak dengan jarak luncur 2 kilometer hingga 11 kilometer.

Baca Juga: Mulai Terungkap Kasus Pembunuhan di Subang, Kuasa Hukum Punya Saksi yang Diyakini Tidak Salah

Sabtu kemarin, 4 Desember 2021, Gunung Semeru kembali meletus. Letusan kali ini banyak yang mengaitkannya dengan ramalan Jayabaya soal Jawa terbelah.

Dalam beberapa literasi, Maharaja Jayabaya merupakan raja Kerajaan Kediri yang memerintah sekitar abad ke-12 adalah visioner yang unggul.

Dari kitab Jangka Jayabaya dalam bait ke-164, di sana tertulis sebuah pesan prediktif sang Maharaja: isinya Pulau Jawa akan terpotong menjadi dua.

Namun, dalam ramalan itu menyebut kuncinya adalah Gunung Slamet meletus. Konon jika Gunung Slamet meletus dahsyat, maka pertanda Pulau Jawa akan terbelah dua.

Halaman:

Editor: Irwan Tehuayo

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x