Network
PORTALMALUKU.COM — DI dunia sastra Indonesia, hampir tak ada yang tak mengenal sosok Sapardi Djoko Damono, penyair tersohor Tanah Air yang wafat pada Ahad, 19 Juli 2022 dalam usia 80 tahun.
Karya-karya guru besar Fakultas Sastra Indonesia Universitas Indonesia (UI) itu, baik
novel, cerpen, maupun pusi, dikenal baik dan tersebar luas di kalangan masyarakat.
Keberhasilan Sapardi Djokodamono dalam jagat sastra Indonesia tak lepas dari
kualitas karya-karyanya—dari novel, cerpen, hingga pusi—dikenal baik dan tersebar
luas di kalangan masyarakat.
Di dunia puisi, misalnnya, karangan guru besar Fakultas Sastra Indonesia Universitas
Indonesia (UI) itu berhasil menempati capaian estetisnya dan sukses menjangkau
pembaca di berbagai kalangan.
Baca Juga: Profil dan Biodata Sonia Alyssa, Pemeran Hantu di Film Ivanna: Karier, Keluarga, hingga Media Sosial
Sebut saja pembaca anak muda. Mereka kerap dibuat terpesona ketika mendengar
dan membaca pusi Sapardi Djokodamono berjudul "Hujan Bulan Juni". Pilihan diksi
dan larik yang ditulis Sapardi mampu menghipnotis pembaca mudanya, terlebih
ketika mereka sedang dimabuk cinta.
"Hujan Bulan Juni" adalah salah satu pusi bergenre romansa karangan Sapardi yang
berisi emosi pengakuan cinta seseorang kepada pasangannya yang begitu intim.
Puisi cinta itu hingga kini menjadi satu dari beberapa 'anak rohani' seorang Sapardi
Djokodamono yang amat populer dan paling diingat.
Tak ayal jago menulis tema romantis, Sapardi juga mahir menulis pusi yang memotret
perihal kondisi sosial masyarakat terkini yang cukup intim. Amatan Sapardi ihwal isu-isu
sosial itu diitulis penuh estetis, sebuah ciri khas yang menjadi gaya kepengarannya.
Kegelisahan batin itu Sapardi itu salah satunya diungkapkan lewat puisi bertajuk
"Kemerdekaan".
Puisi tersebut, bahkan, pernah ia baca di acara Renungan Kebangsaan di
Universitas Indonesia sehari menjelang perayaan HUT ke-66 Republik Indonesia 2011, silam.
