Sejarah Hari Pahlawan 10 November: Perobekan Bendera Belanda hingga Pertempuran di Surabaya

10 November 2022, 12:44 WIB
Ilustrasi Hari Pahlawan Nasional yang diperingati setiap tanggal 10 November yang berawal dari pertempuran besar antara pasukan Indonesia melawan Inggris di Surabaya pada 1945. /Instagram @surabaya


PORTALMALUKU.COM - Hari Pahlawan jatuh setiap tanggal 10 November. Seluruh bangsa Indonesia mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur demi NKRI.

Tahun ini, Indonesia merayakan 10 November 2022 setelah HUT RI ke-77 pada bulan Agustus lalu.

Pada momen Hari Pahlawan ini, bangsa Indonesia mengingat pertempuran Surabaya yang terjadi pada tanggal 19 September 1945.

Kala itu terjadi perobekan Bendera Merah Putih Biru di atas Hotel Yamato tepatnya di Jl. Tunjungan Surabaya.

Hotel Yamato juga dikenal dengan nama Hotel Oranje. Saat ini hotel tersebut telah berubah nama menjadi Hotel Majapahit.

Perobekan bendera Belanda itu dilakukan oleh dua orang pemuda Indonesia yakni Kusno Wibowo dan Hariyono.

Hal itu didasari oleh kegagalan perundingan antara Soedirman dan W. V. C Ploegman untuk menurunkan bendera Belanda.

Bermula pada malam hari di tanggal 19 September 2022 pukul 21.00 waktu setempat, sekelompok orang Belanda yang dipimpin oleh W. V. C Ploegman mengibarkan bendera merah-putih-biru di tiang pada tingkat teratas Hotel Yamato di sisi sebelah utara.

Pengibaran bendera Belanda tanpa persetujuan pemerintah Indonesia menimbulkan kemarahan para pemuda Surabaya.

Baca Juga: 50 Link Twibbon Hari Pahlawan 10 November 2022

Para pemuda menganggap Belanda telah menghina kedaulatan NKRI, dan hendak mengembalikan kekuasan kembali di Indonesia, serta melecehkan gerakan pengibaran bendera Merah Putih yang sedang berlangsung di Surabaya.

Padahal setelah kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 2022 presiden Soekarno telah mengeluarkan maklumat tanggal 31 Agustus 1945 bahwa mulai 1 September 1945 bendera nasional Sang Merah Putih dikibarkan terus di seluruh wilayah Indonesia.

Saat massa berkumpul, Soedirman yang merupakan Residen Daerah Surabaya Pemerintah Indonesia yang menjabat sebagai Wakil Residen (Fuku Syuco Gunseikan) yang masih diakui pemerintah Dai Nippon Surabaya Syu kala itu, datang melewati kerumunan massa lalu masuk ke hotel Yamato dikawal Sidik dan Hariyono.

Dia berunding dengan Ploegman dan kawan-kawannya untuk menurunkan bendera Belanda tersebut.

Namun maksud baik mereka ditolak oleh Ploegman dan kawan-kawannya. Mereka juga menolak untuk mengakui kedaulatan Indonesia.

Alhasil, keadaan dalam ruang perundingan memanas. Ploegman mengeluarkan pistol sehingga timbullah perkelahian.

Namun Ploegman tewas setelah dicekik oleh Sidik, sedangkan Sidik tewas ditembak tentara Belanda.

Kawannya Hariyono dan Soedirman yang memilih untuk menyelamatkan diri dengan cara melarikan diri keluar dari tempat perundingan itu.

Sementara itu, para pemuda yang berada di luar hotel Yamato mengetahui gagalnya perundingan tersebut, langsung mendobrak masuk ke dalam hotel.

Alhasil, terjadilah perkelahian di lobi hotel. Sebagian pemuda berebut naik ke atas hotel untuk menurunkan bendera Belanda.

Hariyono yang semula bersama Soedirman kembali ke dalam hotel. Hariyono bersama Kusno Wibowo lalu memanjat tiang bendera dan berhasil menurunkan bendera Belanda.

Bagian biru bendera tersebut dirobek sehingga tersisa merah-putih. Mereka mengereknya kembali ke puncak tiang.

Peristiwa itu disambut oleh massa yang berada dan melihat di bawah Hotel Yamato. Mereka berseru ''Merdeka'' berulang kali.

Pada tanggal 27 Oktober 1945 meletuslah pertempuran pertama antara Indonesia melawan tentara AFNEI. Hal itu setelah insiden di Hotel Yamato.

Serangan-serangan kecil yang terjadi dikemudian hari ternyata berubah menjadi serangan umum yang menewaskan banyak korban, baik di militer Indonesia dan Inggris maupun sipil di pihak Indonesia.

Akhirnya Jenderal D.C. Hawthorn meminta bantuan Presiden Sukarno untuk meredakan situasi dan mengadakan gencatan senjata.

Gencatan senjata tersebut gagal. Ditambah pula dengan tewasnya Brigadir Jenderal Mallaby.

Peristiwa itu mengakibatkan dikeluarkannya ultimatum 10 November oleh pihak Inggris, dan akhirnya terjadilah pertempuran di Surabaya.

Pertempuran di Surabaya itu menjadi pertempuran yang terbesar dan terberat dalam sejarah Perang Kemerdekaan Indonesia.

Untuk mengenang peristiwa tersebut, maka ditetapkanlah tanggal 10 November sesuai tanggal peristiwa tersebut sebagai Hari Pahlawan.

Itulah sejarah Hari Pahlawan 10 November.***

 

Editor: Irwan Tehuayo

Tags

Terkini

Terpopuler