Tabrakan 2 Planet Besar Tata Surya Terjadi Pekan Depan, Begini Penjelasan Ahli

- 18 Desember 2020, 07:00 WIB
Ilustrasi sistem tata surya.
Ilustrasi sistem tata surya. /- Foto: Pixabay/WikiImages

PORTALMALUKU.COM -- Pekan depan dua planet besar di tata surya diprediksi akan menyatu di langit malam.

Senin, 21 Desember 2020, diprediksi menjadi malam titik balik matahari musim dingin.

Dalam 800 tahun terakhir, dua planet terbesar di tata surya akan tampak menyatu di langit malam menjadi konjungsi Jupiter dan Saturnus.

Baca Juga: Segera Ditukar Sebelum Waktunya Berakhir, Ini Daftar Uang yang akan Ditarik BI

Selama beberapa bulan terakhir, kedua raksasa gas tersebut telah 'merayu' satu sama lain serta semakin dekat dan dekat di bagian barat langit malam.

Saat ini, planet bercincin itu terletak di atas dan sedikit di sebelah kanan Jupiter dengan radius sekira 1 derajat.

Pada malam yang cerah, planet-planet terlihat sebagai titik-titik putih di langit. Terlihat Jupiter lebih dekat ke Bumi dan terlihat lebih cerah karena kedua planet terus menelusuri orbitnya hingga minggu depan yang akan semakin dekat satu sama lain.

Jupiter telah beringsut menuju Saturnus, sementara Saturnus telah bergerak ke arah timur sehubungan dengan bintang latar.

Senin 21 Desember 2020, dua planet raksasa akan terkunci dalam pelukan dan menciptakan efek planet ganda serta muncul sebagai bola putih cemerlang di langit. Para astronom menjuluki tontonan romantis tersebut 'The Great Conjunction'.

Baca Juga: Kabar Gembira ! Vaksin Covid-19 Digratiskan, Jokowi Bakal Jadi Orang Pertama Divaksin

Menurut National Aeronautics and Space Administration (Nasa), selama berabad-abad, planet-planet tersebut tidak sedekat itu.

Planet tersebut memiliki jarak hanya 0,1 derajat yang kira-kira setebal koin 10 sen AS yang dipegang sejauh lengan.

Juru bicara Center for Astrophysics, Harvard & Smithsonian mengatakan bahwa kesejajaran itu akan menyerupai manusia salju terbalik di langit.

Berbeda dengan gerhana, semua orang di Bumi akan dapat menyaksikan keajaiban planet ini.

Konjungsi dalam kosmos terjadi ketika dua atau lebih benda langit berpapasan.

Jupiter mengorbit matahari setiap 12 tahun, sedangkan Saturnus membutuhkan waktu 29 tahun.

Ini berarti, kedua planet tersebut mengejar ketinggalan satu sama lain setiap 20 tahun.

Baca Juga: Leicester vs Everton : Uji Ketajaman Vardy dan Calvert-Lewin

Meskipun konjungsi di antara kedua planet terjadi setiap 20 tahun, konjungsi tahun ini istimewa karena jarak kedekatannya akan terlihat kemunculannya.

”Orbitnya sedikit miring terhadap satu sama lain sehingga ada sedikit perbedaan dalam jalurnya. Ketika biasanya sejajar, mereka tidak terlalu dekat satu sama lain karena hal itu merupakan perbedaannya,” ujar Dr Abel Yang dari Departemen Fisika Universitas Nasional Singapura yang dilansir PortalMaluku.com dari Pikiran -Rakyat.com dalam artikel "Pekan Depan Akan Terjadi "Tabrakan" Dua Planet Besar di Tata Surya, Fenomena Super Langka".

“Apa yang membuat acara tahun ini langka adalah konjungsi terjadi sangat dekat dengan saat jalan mereka tampaknya berpotongan,” katanya menambahkan.

Terakhir kali planet-planet sejajar sedekat ini adalah pada tahun 1623 sialm, tetapi konjungsi tidak terlihat karena silau matahari.

Baca Juga: Ketahui 5 Hal Ini Sebelum Beli Kamera Analog, Simak!

Artinya, orang terakhir yang menyaksikan fenomena tersebut adalah nenek moyang manusia yang hidup pada tahun 1226 atau hampir 800 tahun yang lalu.

Konjungsi Jupiter-Saturnus berikutnya dari skala ini akan terjadi pada tahun 2080.

"Peristiwa angkasa langka seperti ini mengingatkan kita tentang betapa indahnya kosmologi dan matematika saat kita memperdalam pemahaman kita tentang bagaimana planet mengorbit dan sejajar," kata juru bicara tim Science Center Observatory.***

Editor: Yusuf Samanery

Sumber: Pikiran Rakyat Strait Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah