Ini Alasan Orang Sunda Menyebut 'Aya' saat Terjadi Gempa

- 2 Januari 2024, 09:42 WIB
Ilustrasi gempa bumi.
Ilustrasi gempa bumi. /Pikiran Rakyat/Fian Afandi/

Dalam cerita mitologi yang arif teriakan disebut kan sebagai upaya memberi tahu yang maha kuasa penguasa batu agar menghentikan guncanganya karena masih ada umat manusia.

Akan tetapi, tentu cerita itu merupakan mitos Sunda yang termasuk ke dalam tradisi lisan yang disampaikan secara turun-temurun.

Penjelasan Ilmiah Penyebab Terjadinya Gempa Bumi

Gempa bumi merupakan fenomena bencana alam yang terjadi di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Apalagi, Indonesia merupakan wilayah yang rawan terjadi gempa hingga dijuluki Ring of Fire.

Ring of Fire adalah sebutan dari Cincin Api Pasifik atau Lingkaran Api Pasifik. Keberadaan Ring of Fire yang meliputi wilayah Indonesia inilah yang menyebabkan rawan dilanda bencana gempa bumi hingga gunung meletus.

Kebanyakan gempa Bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang disebabkan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan di mana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itulah gempa Bumi akan terjadi.

Pergeseran lempeng bumi dapat mengakibatkan gempa bumi karena dalam peristiwa tersebut disertai dengan pelepasan sejumlah energi yang besar. Selain pergeseran lempeng bumi, gerak lempeng bumi yang saling menjauhi satu sama lain juga dapat mengakibatkan gempa bumi.

Hal tersebut terjadi karena pada saat dua lempeng bumi bergerak saling menjauh, akan terbentuk lempeng baru di antara keduanya. Lempeng baru yang terbentuk memiliki berat jenis yang jauh lebih kecil dari berat jenis lempeng yang lama.

Lempeng yang baru terbentuk tersebut akan mendapatkan tekanan yang besar dari dua lempeng lama sehingga akan bergerak ke bawah dan menimbulkan pelepasan energi yang juga sangat besar. Terakhir adalah gerak lempeng yang saling mendekat juga dapat mengakibatkan gempa bumi.

Pergerakan dua lempeng yang saling mendekat juga berdampak pada terbentuknya gunung. Seperti yang terjadi pada gunung Everest yang terus tumbuh tinggi akibat gerak lempeng di bawahnya yang semakin mendekat dan saling bertumpuk.

Gempa Bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan-lempengan tersebut. Gempa Bumi yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan translasional.

Halaman:

Editor: Tim PRMN 06


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x