Network
PIKIRAN RAKYAT MALUKU – Ganjar Pranowo buka suara usai dikritik Fahri Hamzah karena kerap menyentil program kerja pemerintahan sebelumnya.
Ganjar membantah tudingan inkonsisten. Dia justru ingin menyempurnakan program-program unggulan Presiden Joko Widodo dengan mencatat kekurangannya.
“Ya karena kita meneruskan (program pemerintah sebelumnya) tidak pakai kacamata kuda kan. Kalau ada yang tidak baik kan mesti kita perbaiki,” tutur Ganjar saat berkampanye di Sukoharjo, Jawa Tengah.
Menurutnya, kritik tersebut perlu disampaikan agar masyarakat bisa ikut mengawasi kinerja pemerintahan saat ini hingga habis masa jabatannya.
“Kalau ada yang tidak baik, masa kita mengatakan 'iya', kan mesti kita perbaiki,” katanya.
Di sisi lain, Ganjar mengaku dilibatkan dalam merumuskan sejumlah program kerja era Joko Widodo.
“Saya dengan pemerintahan hari ini kan ikut terlibat dalam penyusunan banyak program gitu,” tutur mantan Gubernur Jawa Tengah itu.
Fahri Hamzah Kritik Ganjar-Mahfud
Fahri Hamzah menyoroti sikap Ganjar Pranowo dan Mahfud MD yang akhir-akhir ini semakin vokal mengkritik kinerja Presiden Joko Widodo. Fahri heran karena sebelum menjadi peserta Pemilu 2024, Ganjar-Mahfud sering kali memuji Jokowi.
“Yang ketiga juga aneh, 9 tahun memuji dan mau melanjutkan. Di ujung ngomel-ngomel,” tulisnya melalui akun X @Fahrihamzah.
Menurut Fahri, sikap paslon nomor 3 itu membuat rakyat bingung. Sebab, mereka berjanji meneruskan program kerja pemerintahan sebelumnya, tetapi terus mengkritisi program-program kerjanya.
“Terus sekarang masih ngomel? Kan rakyat bingung!” kata Fahri.
Ganjar-Mahfud Lanjutkan Program Jokowi
Saat menghadiri dialog dengan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Ganjar Pranowo menyatakan sikapnya yang akan melanjutkan program hilirisasi Joko Widodo jika terpilih menjadi presiden lewat Pemilu 2024.
"Soal hilirisasi, kami akan teruskan. Dan kami extend ke berbagai sektor yang punya potensi ekonomi di Indonesia," tutur di Jakarta, Senin, 11 Desember 2023.
Namun menurutnya, Indonesia masih perlu mengeksplorasi komoditas baru yang dapat dihilirisasi, salah satunya di sektor kelautan.
"Kita belum hilirisasi. Perikanan kita baru tangkap, yang lain budi daya. Kita masih butuh cold storage, pengolahan," ujar Ganjar.
Ke depan, Ganjar berjanji membuka peluang besar bagi para investor asing yang berminat untuk menanamkan modalnya dalam proyek hilirisasi.
"Mari kita pilih siapa yang bisa bermitra. Saya sudah dengar posisi beberapa negara. Indonesia tegak tapi dia bisa memahami, maka kita ketemu di WTO," tuturnya.***
Penulis: Ahlaqul Karima Yawan
