Jabatan Ratu Elizabeth sebagai Kepala Negara Barbados akan Dihapus November Ini, Kenapa?

- 6 November 2021, 11:43 WIB
Jabatan Ratu Elizabeth akan digantikan sebagai Kepala Negara setelah Pulau Karibia Resmi Jadi Republik.
Jabatan Ratu Elizabeth akan digantikan sebagai Kepala Negara setelah Pulau Karibia Resmi Jadi Republik. /Reuters

PORTALMALUKU.COM -- Jabatan Ratu Elizabeth  sebagai Kepala Negara Barbados akan dihapus usai pulau Karibia resmi berganti menjadi republik November Ini.

Pergantian pulau Karibia menjadi republik ini akan digelar pada upacara di Barbados akhir November 2021, dijadwalkan Pangeran Charles juga ikut menghadiri.

Ketika resmi jadi republik dalam waktu dekat ini, Barbados akan memutuskan hubungan kolonial dengan monarki Inggris.

Maka jabatan kepala negara yang sekarang disandang oleh ibu Pangeran Charles, Ratu Elizabeth II akan dicopot.

Baca Juga: Disorot, Ucapan Hendri Satrio Diduga Sindir Menko Luhut soal Bisnis Tes PCR: Bisnis Bukan Cari Untung Tapi...

Sebagai informasi, presiden pertama yang akan menjabat di Republik Barbados adalah Sandra Mason.

Dikutip PortalMaluku.com dari laman PR-Tasikmalaya dalam artikel "Ratu Elizabeth akan Digantikan sebagai Kepala Negara Barbados, Pangeran Charles Siap Hadiri Pelantikan".

Bekas koloni Inggris itu merdeka pada tahun 1966 tetapi Ratu yang berusia 95 tahun, tetap menjadi kepala negara diwakili oleh seorang Gubernur Jenderal.

Pada 30 November peringatan 55 tahun kemerdekaan, Sandra Mason yang sekarang menjabat sebagai Gubernur Jenderal Barbados saat ini berusia 72 tahun, akan dilantik sebagai Presiden pertamanya.

Kantor pribadi Pangeran Charles yang berada di Clarence House mengatakan bahwa dia akan menjadi tamu kehormatan pada perayaan atas undangan Perdana Menteri Mia Amor Mottley.

Baca Juga: Video Viral, Selembar Uang Kertas 1.0 Disebut Uang Pecahan Rp1 Juta, Netizen: Bayangan Beli Gado-gado 15 Ribu

Dikatakan undangan tersebut mencerminkan fakta bahwa Pangeran Charles akan menjadi kepala Persemakmuran ketika dia menjadi raja.

Nantinya Barbados akan tetap berada dalam kelompok 54 negara.

Pulau yang berpenduduk kurang dari 300.000 jiwa itu diklaim oleh Inggris pada tahun 1625. Pulau ini terkadang disebut "Inggris Kecil" karena berhasil menjaga kesetiaannya pada adat istiadat Inggris.

Pulau ini relatif makmur, dan tujuan wisata populer, sebelum pandemi Covid-19 lebih dari satu juta wisatawan mengunjungi pantai yang indah dan perairan kristal setiap tahun.

Mason mengumumkan pada September 2020 bahwa negara itu akan memutuskan hubungan dengan Inggris, dengan mengatakan bahwa waktu mereka untuk meninggalkan masa lalu kolonial telah tiba.

Baca Juga: Mengaku Israel Dapat Lumpuhkan Iran, Eks Militer IDF Israel: Serangan adalah Langkah Terakhir

Seorang juru bicara Istana Buckingham mengatakan ini adalah masalah pemerintah dan rakyat Barbados.

Pangeran Charles yang selama beberapa tahun mewakili ibunya dalam perjalanan ke luar negeri karena usianya, mengadakan pertemuan bilateral dengan Mottley pada Konferensi Perubahan Iklim PBB COP26 di Glasgow.

Pada konferensi tersebut, dia memperingatkan bahwa kegagalan untuk mencegah dampak perubahan iklim diukur dalam kehidupan dan mata pencaharian di komunitas kita.

"Bahwa teman-teman saya tidak bermoral dan tidak adil," tutur Pangeran Charles.

Baca Juga: Disebut Cocok Jadi Pasangan Serius, Netizen Beri Dukungan ke Tiara Andini dan Jefri Nichol: Ti Sama Nichol Aja

Dia memperingatkan bahwa kenaikan 2 persen dalam pemanasan global akan menjadi "hukuman mati" untuk pulau-pulau seperti Barbados.

Ketika Barbados menjadi republik, Ratu Elizabeth II yang tahun depan merayakan 70 tahun takhta, akan tetap menjadi Kepala Negara dari 15 wilayah Persemakmuran, selain Inggris.

Mereka termasuk Australia, Kanada, Selandia Baru, serta negara-negara kecil seperti Antigua dan Barbuda, Papua Nugini dan Tuvalu.***Erni Yuliani/PR-Tasikmalaya.

Editor: M Fauzi Ode

Sumber: Tasikmalaya.Pikiran-Rakyat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah