Indonesia Kecam Pembakaran Al-Quran di Stockholm, Begini Tanggapan Pemerintah Swedia

- 23 Januari 2023, 20:40 WIB
Aksi Rasmus Paludan, ekstremis sayap kanan Swedia-Denmark, membakar Al-Quran dalam aksi protes di Stockholm.
Aksi Rasmus Paludan, ekstremis sayap kanan Swedia-Denmark, membakar Al-Quran dalam aksi protes di Stockholm. /TT NEWS AGENCY/via REUTERS

PORTALMALUKU.COM - Kementerian Luar Negeri RI mengecam "keras" pembakaran Al Quran yang dilakukan Rasmus Paludan, pemimpin partai sayap kanan garis keras Stram Kurs di depan Kedutaan Besar Turki di ibu kota Swedia, Stockholm, pada 21 Januari 2023.

Indonesia mengutuk keras aksi pembakaran kitab suci Al-Qur'an oleh Rasmus Paludan, politisi Swedia, di Stockholm,” demikian bunyi pengecaman Kemenlu RI melalui akun Twitter resminya, Senin, 23 Januari 2023.

Kemenlu RI menyatakan aksi pembakaran salinan Al-Quran tersebut merupakan sebuah penistaan terhadap kitab suci yang bisa melukai dan menodai toleransi umat beragama. Kebebasan berpendapat, lanjut Kemenlu, harus dilakukan secara bertanggungjawab.

"Aksi penistaan kitab suci ini telah melukai dan menodai toleransi umat beragama. Kebebasan berekspresi harus dilakukan secara bertanggung jawab," kata Kemenlu.

Sementara Menteri Luar Negeri Swedia, Tobias Billstrom, kini sudah memberikan tanggapannya terkait peristiwa pembakaran kitab suci umat Islam di negaranya itu.

"Provokasi Islamofobia sangat mengerikan. Swedia memiliki kebebasan berekspresi yang luas, tetapi itu tidak berarti bahwa pemerintah Swedia, atau saya sendiri, mendukung pendapat yang diungkapkan," tulis Tobias di Twitter pribadinya, @TobiasBillstrom.

Baca Juga: Kisah Hidup Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy Dibukukan dalam Komik, Intip Fakta Menariknya

Dikutip dari Reuters, usaha mengonfirmasi Rasmus Paludan melalui pesan elektronik (e-Mail) atas tindakannya membakar Al-Quran tak mendapat balasan.

Reuters juga menulis, dalam izin yang diperoleh Rasmus dari polisi disebutkan bahwa alasan protes yang dilakukannya itu sebagai protes atas Islam dan upaya Presiden Turki Tayyip Erdogan yang disebut mempengaruhi kebebasan berekspresi di Swedia.

Sementara pemerintah Turki 'mengutuk' keras tindakan provokatif tersebut dan menganggap kejahatan rasial di Swedia itu tidak dapat diterima.

Halaman:

Editor: Irwan Tehuayo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x