Hasil Penelitian Universitas Jember, Santan Kelapa Baik Bagi Penderita Obesitas dan Kolestrol, Kok Bisa?

- 4 Februari 2021, 18:04 WIB
Ilustrasi kelapa dan santan.
Ilustrasi kelapa dan santan. /Pexels

PORTALMALUKU.COM -- Asal anggapan bahwa santan berbahaya bagi tubuh mungkin datang akibat munculnya berbagai penyakit sehabis lebaran.

Mulai dari timbangan yang melonjak, masalah pencernaan, hingga naiknya kadar kolesterol.

Santan menjadi yang paling disebut sebagai pemicu ketika berbagai penyakit itu mulai bermunculan usai lebaran.

Baca Juga: Densus 88 Tangkap 26 Tersangka Teroris, Tiga Orang Wanita dan Anggota FPI, Polisi: Mereka Sangat Aktif

Santan merupakan salah satu hasil olahan daging kelapa yang biasa dipakai sebagai campuran bahan makanan dan minuman.

Di sebagian kalangan ada keyakinan bahwa makan santan dapat berbahaya bagi penderita kolesterol dan diabetes.

Benarkah? Pakar Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Jember Dr. dr. Aris Prasetyo, M.Kes pernah melakukan penelitian mengenai anggapan tersebut.

Hasilnya, anggapan di masyarakat itu salah. Menurut dia, santan tidak terbukti berbahaya berdasarkan hasil survei pada penderita diabetes dan kolesterol.

Sebelumnya, santan dianggap dapat menaikkan kadar kolesterol atau menaikkan gula darah.

Baca Juga: Akibat Lain Pandemi Covid-19 : Durasi Panjang Bekerja Dari rumah Bisa Bikin Mata Rusak

Hasil riset Aris menunjukkan, konsumsi santan dapat menurunkan kadar kolesterol, glukosa, dan sel beta pankreas.

Dikutip dari Agro Medicene dalam artikel "Santan Bisa Picu Kolesterol dan Diabetes? Ini Hasil Riset FK Universitas Jember yang Tak Terduga" menjadikan santan bagus dijadikan sebagai obat.

“Santan terbuat dari daging buah kelapa, daging buah kelapa mengandung serat yang disebut sebagai serat Galaktomanan. Serat ini memiliki peran baik dalam kesehatan tubuh kita," kata Aris Prasetyo.

Aris menjelaskan, Kolesterol dan diabetes dapat dicegah dengan kandungan galaktomanan ini.

Galaktomanan yang masuk ke dalam tubuh akan berubah menjadi prebiotik yang terfermentasi di usus besar dan nantinya akan menumbuhkan bakteri asam laktat.

Baca Juga: Ujian Nasional Tahun 2021 Resmi Dihapus, Ini Penjelasan Surat Edaran Mendikbud

"Lalu terbentuklah asam lemak rantai pendek atau Short-chain Fatty Acid dan disingkat menjadi bakteri SCFA, yang kemudian akan menyebabkan anti virus, anti bakteri hingga anti diabetes dan kolesterol,” terangnya.

Pada santan, tidak hanya galaktomanan yang berperan baik bagi tubuh, namun ada juga asam lemak jenuh yakni asam laurat.

Umumnya asam lemak jenuh banyak ditakuti, tetapi asam laurat berbeda karena tidak membahayakan untuk tubuh.

Jika dikonsumsi dalam darah, kata dia, asam laurat akan bagus memperbaiki profil kolesterol.

Sebelum adanya penelitian ini, kata dia, minyak wijen, minyak bunga matahari, dan minyak kedelai pernah direkomendasikan untuk pengobatan.

Baca Juga: Berikut 6 Poin Utama dalam SKB Tiga Menteri soal Pakian Seragam di Sekolah Negeri

Namun, hanya asam laurat pada daging kelapa yang dinilai paling menyehatkan.

Tingginya jumlah penderita diabetes, kata dia, bisa jadi karena ketakutan masyarakat mengonsumsi santan.

Padahal makanan tradisional yang menggunakan santan seperti, sayur lodeh atau sayuran lain yang dimasak dengan santan, justru menyehatkan.

Baca Juga: Penuhi Panggilan Bareskrim Polri, Abu Janda: Kita Tunggu Hasilnya

Sehingga, anggapan tidak direkomendasikannya makan makanan bersantan bagi penderita diabetes dan kolesterol sangat salah.

Faktanya, santan malah membantu menurunkan kadar dari dua penyakit ini.

Yang harus tetap diperhatikan adalah kandungan kalori dari santan yang dikonsumsi supaya tidak terjadi obesitas.

Ke depannya, Aris akan melakukan riset untuk memastikan jumlah kalori yang optimal untuk dikonsumsi bagi setiap orang.***

Editor: Yusuf Samanery

Sumber: Agromedis


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x