Apa Itu Brain Fog atau Kabut Otak? Ini Penyebab, Gejala, dan Tips Mencegahnya

- 12 Agustus 2021, 21:44 WIB
Ilustrasi: Simak penjelasan soal brain fog atau kabut otak lengkap dengan penyebab brain fog, gejala, dan cara pencegahannya.
Ilustrasi: Simak penjelasan soal brain fog atau kabut otak lengkap dengan penyebab brain fog, gejala, dan cara pencegahannya. /portalsurabaya.com/pexels

PORTALMALUKU.COM -- Apa itu kabut otak? Kabut otak atau brain fog adalah kondisi di mana seseorang yang sulit untuk berkonsentrasi ketika memikirkan sesuatu. Situasi mental ini amat mengganggu seseorang berfokus menyelesaikan pekerjaannya.

Pasalnya, kondisi itu mengacaukan konsentrasi pikirannya sehingga ia mudah terpengaruh terhadap suatu hal yang terjadi di sekitarnya. Kebiasaan itu, bahkan, membuat orangnya merasa aneh terhadap diri sendiri.

Kabut otak atau brain fog sebenarnya bukan kondisi medis, melainkan istilah yang digunakan untuk menggambarkan perasaan seseorang yang lamban dan kabur secara mental. Masalah itu juga dapat menjadi pemicu gejala kondisi kesehatan lainnya.

Banyak orang telah mengalami kondisi brain fog sesekali jika mereka kurang tidur atau memiliki alergi terhadap suatu obat tertentu, misalnya ketika meminum antihistamin, obat yang digunakan untuk mengatasi rinitis alergi.

Tak ayal sebatas pola tidur dan masalah alergi obat, brain fog atau kabut otak ini juga dipengaruhi beberapa kondisi kesehatan lain yang yang akan menjadi pemicu seseorang mengalami kondisi mental itu terus-menerus.

Baca Juga: 5 Atlet Dunia Paling Dibicarakan di Twitter Selama Olimpiade Tokyo: Greysia Polii Masuk Urutan Kelima

"Kabut otak terasa seperti kurangnya kejernihan mental. Hal itu dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk fokus dan membuatnya sulit mengingat sesuatu," kata Sabrina Romanoff , PsyD, seorang profesor dan psikolog klinis di New York City, dilansir Verywellmind.

Menurut Sabrina, kondisi itu justru memengaruhi perasaan seseorang terhadap dirinya sendiri. Mereka kerap merasa terganggu karena merasa sulit berkonsentrasi dan akan mempengaruhi ketajaman mental mereka.

Penyebab Kabut Otak

Berikut sejumlah faktor dan kondisi kesehatan yang dapat menyebabkan kabut otak:

1.Kurang tidur

2. Tingkat stres meningkat

3. Depresi

4. Demensia

5. Perimenopause

6. Pengobatan

7. Kondisi hormonal, seperti gangguan tiroid

8. Kondisi kesehatan kronis, seperti multiple sclerosis

9. Kekurangan nutrisi, seperti kekurangan vitamin B12

10. Infeksi virus, seperti COVID-19 , SARS, dan H1N1

"COVID-19 dapat menyebabkan peradangan di otak. Hal ini dapat memengaruhi kemampuan neuron di otak untuk berkomunikasi satu sama lain sehingga menghasilkan kabut otak," ucap Romanoff.

Baca Juga: 3 Film Terbaru Balada Sepasang Kekasih Gila, Pesan di Balik Awan, dan Marriage Tayang Pekan Depan

Namun, kata dia, stres, kecemasan, isolasi, dan ancaman pandemi virus corona (Covid-19) juga secara tak langsung menjadi penyebab munculnya kabut otakv karena dapat melelahkan sistem otak seseorang.

Bukan hal yang aneh jika kabut otak disebabkan oleh kombinasi dari dua atau tiga faktor di atas karena mereka sering berjalan beriringan.

Misalnya, depresi dapat menyebabkan kurang tidur atau sebaliknya. Demikian pula, stres dapat memengaruhi tidur Anda dan menyebabkan depresi. Perimenopause dapat disertai dengan kurang tidur dan depresi.

Gejala Kabut Otak

Jika seseorang mengalamo kabut otak, hal tersebut memungkinkan dia mengalami kesulitan fungsi kognitif berikut ini:

1. Berfokus pada pemikiran atau ide

2. Mengingat hal-hal

3. Multitasking

4. Mengikuti percakapan

5. Memperhatikan sekitarmu

6. Kabut otak juga dapat menyebabkan gejala seperti sakit kepala dan kelelahan mental.

Baca Juga: Daftar Lagu BTS yang Sudah Mencapai 1 Miliar Views di Youtube, Ada Mic Drop dan Dynamite

Tips Mengurangi Kabut Otak

Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengurangi kabut otak:

1. Cukup tidur:

Tidur penting bagi otak dan tubuh seseorang untuk membersihkan racun tidak sehat dalam dirinya. Hal ini berguna sebagai upaya pencegahan agar tak lekas mengalami kondisi kabut otak.

Bagi penderitanya, cobalah mengikuti jadwal pola tidur sehat dengan rincian tujuh hingga sembilan jam setiap malam. Selain itu, perlu hindari penggunaan perangkat elektronik seperti ponsel , laptop, atau televisi sebelum tidur.

2. Cobalah hal-hal baru:

Kalian dapat menjaga pikiran tetap terlibat dengan aktivitas yang merangsang mental sambil berusahalah mencoba melakukan hal-hal baru.

Misalnya, Anda bisa saja mengambil rute yang berbeda untuk bekerja, mencoba pendekatan berbeda ketika menyelesaikan tugas yang biasa dilakukan secara teratur, atau mendengarkan musik yang berbeda.

Ini dapat membantu meningkatkan produksi zat kimia pada otak atau yang disebut norepinefrin untuk memberi peransangan pada otak.

3. Hindari multitasking:

Multitasking dapat menguras energi dan menurunkan produktivitas seseorang, terutama jika dia mencoba melakukan dua aktivitas yang membutuhkan pemikiran sadar. Sebaliknya, cobalah fokus pada satu hal di satu waktu.

4. Latih ingatan:

Jika Anda cenderung lupa, coba gunakan berbagai trik untuk meningkatkan daya ingat. Misalnya, sajak, mnemonik, atau isyarat visual juga verbal dapat membantu mengingat hal-hal penting.

Anda juga dapat mencoba pengulangan. Misalnya, jika seseorang memberi tahu nama mereka, lantas Anda mengucapkannya kembali, hal ini dapat menadi latihan untuk membantu melatih ingatan Anda.

Baca Juga: Sering Disepelekan, Berikut Ini 10 Faktor Penyebab Batu Ginjal, Salah Satunya Program Diet

5. Ambil istirahat mental:

Buatlah jadwal khusus untuk berisitirahat di siang hari. Artinya Anda tidak memikirkan hal apa pun di waktu tersebut. Di saat itu, Anda bisa melakukan aktivitas yang tenang: memejamkan mata, berjalan-jalan sebentar, atau melihat ke luar jendela.

6. Fokus:

Jika Anda terganggu oleh banyak hal atau kehilangan fokus, cobalah berusaha untuk memperlambat atau mengarahkan konsentrasi Anda secara penuh pada satu hal yang sedang Anda kerjakan. Kemudian, selesaikan tugas itu, sekecil apa pun.

7. Tetap aktif

Berpartisipasi dalam kegiatan sosial dapat meningkatkan suasana hati, memori, dan kognisi Anda. Anda juga dapat melatih pikiran dengan meluangkan waktu sebentar untuk berpikir mendalam setiap hari.

Misalnya, jika Anda telah membaca sebuah artikel, luangkan waktu 10 menit untuk memikirkan isi artikel tersebut.

8. Meditasi:

Meditasi dapat membantu mengurangi stres dan merilekskan otak dan tubuh Anda.

9. Berolahraga:

Tetap aktif secara fisik dapat meningkatkan kesehatan mental Anda.

10. Diet sehat:

Diet sehat, seperti diet Mediterania, dapat membantu dengan memori, kognisi, dan kesehatan otak.

11. Hindari alkohol dan obat-obatan:

Zat-zat ini dapat merusak indera Anda dan berdampak buruk pada otak Anda. ***

Editor: Irwan Tehuayo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah