PORTALMALUKU.COM — Pendiri Telegram, Pavel Durov, mengatakan layanan obrolannya telah menghapus ratusan seruan publik untuk melakukan kekerasan.
Hal itu lanjut dia, sesuai dengan persyaratan layanan dalam platform perpesanan tersebut.
Penghapusan itu terjadi akibat di tengah meningkatnya ketegangan politik di Amerika Serikat (AS).
Baca Juga: P3K 2021 Segera Dibuka, Ini 9 Cara Pendaftaran yang Harus Dilengkapi
Durov menekankan bahwa layanannya berkomitmen untuk melarang seruan yang secara aktif memicu kekerasan.
“Telegram menyambut baik debat dan protes damai, tetapi Persyaratan Layanan kami secara eksplisit melarang penyebaran seruan publik untuk melakukan kekerasan,” ujar Durov.
Menurut Pendiri Telegram itu gerakan sipil di seluruh dunia bergantung pada Telegram untuk membela hak asasi manusia tanpa menimbulkan kerugian.
Baca Juga: UPDATE: RS Polri Terima 310 Kantong Jenazah Korban Sriwijaya Air Hari Ini
Namun, Durov tidak membahas fitur obrolan terenkripsi Telegram, yang melindungi percakapan dari akses luar.
Telegram melawan kekerasan dan terorisme di ruang publik, tetapi menolak tekanan yang meningkat untuk membuat percakapan di platform lebih dapat diakses oleh penegak hukum.