Oleh karena itu, angin bertiup dari arah selatan ke utara dan saat ini angin yang bertiup dari arah Australia yang memang mengalami musim dingin.
Baca Juga: Viral: Hanya Tersisa 2 Ekor, Badak Putih Utara Teracam Punah dari Bumi, Masih Bisa Selamat?
Dampak yang ditimbulkan adalah efek penurunan suhu, khususnya di Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara yang terletak di selatan khatulistiwa yang saat ini sedang terjadi. Fenomena aphelion juga tak mempengaruhi panas yang diterima bumi.
Alasannya, panas dari matahari tersalurkan ke seluruh bumi dengan distribusi yang paling signifikan mempengaruhi disebabkan oleh pola angin.
"Mengingat ini angin bertiup dari arah selatan yang musim dingin, maka kita akan merasakan suhu yang lebih dingin. Yang akan jelas terlihat ialah tampak diameter matahari akan terlihat lebih kecil dari biasanya. Atau, berkurang 1,68 persen dari biasanya, turur Andi.
LAPAN memprediksi 4.410 tahun ke depan--tepat pada tahun 6430--perihelion akan bertepatan dengan ekuinoks Maret, sedangkan aphelion akan bertepatan dengan ekuinoks September.
Artikel ini telah tayang sebelumnya dari Berita DIY.com, dengan judul: "Ada Fenomena Aphelion, 6 Juli 2021: Apa Dampak Pada Bumi Khususnya Wilayah Indonesia?" ***