6 Amalan 10 Hari Terakhir Ramadhan, Jangan Sampai Terlewatkan untuk Bertemu Lailatul Qadar

- 22 April 2022, 15:49 WIB
6 Amalan 10 Hari Terakhir Ramadhan, Jangan Sampai Terlewatkan untuk Bertemu Lailatul Qadar
6 Amalan 10 Hari Terakhir Ramadhan, Jangan Sampai Terlewatkan untuk Bertemu Lailatul Qadar /Ilustrasi Pixabay/surgull01

PORTALMALUKU.COM - Di 10 terakhir Ramadhan, inilah 6 amalan yang bisa dilakukan untuk Insya Allah bisa bertemu Lailatur Qadar, maka jangan sampai terlewatkan.

Sebagaimana diketahui bahwa kemuliaan malam Lailatul Qadar ialah malam seribu bulan. Lalu apa saja amalan untuk mendapatkan malam Lailatul Qadar ini, maka simak artikel di bawah ini.

Selain itu, diketahui Nabi Muhammad SAW di 10 hari terakhir bulan Ramadhan selalu meningkatkan amalan - amalan tertentu. Ada amalan terbaik yang selalu dilakukan dan ditingkat oleh Nabi Muhammad SAW di 10 hari terakhir Ramadhan.

Nah untuk mengetahui apa saja amalan 10 hari terakhir Ramadhan yang bisa dilakukan untuk memperbanyak ibadah dan menjauhkan diri dari api neraka, serta bertemu Lailatul Qadar, berikut daftar amalan yang bisa Anda lakukan.

1. Memperpanjang Shalat Malam

Pada 10 malam terakhir Ramadhan, Rasulullah SAW tidak tidur, lambung Nabi SAW dan para sahabat amat jauh dari tempat tidur.

Rasulullah SAW menghidupkan malam-malam tersebut untuk beribadah, shalat, zikir, dan lain-lain hingga waktu fajar. Kebiasaan beribadah di 10 malam terakhir Ramadhan ditularkan kepada seluruh anggota keluarga beliau untuk sama-sama menikmati kesyahduan beribadah sepanjang malam. Sebagaimana penuturan Aisyah RA,

“Rasulullah SAW biasa ketika memasuki 10 Ramadan terakhir, beliau kencangkan ikat pinggang (bersungguh-sungguh dalam ibadah), menghidupkan malam-malam tersebut dengan ibadah, dan membangunkan istri-istrinya untuk beribadah.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Baca Juga: Benarkah Rusia Adalah Bangsa Rum yang Disebut dalam Nubuat Nabi SAW soal Tanda Akhir Zaman?

2. Memperbanyak Sedekah

Pada 10 hari terakhir Ramadhan ini, Anda dianjurkan untuk memperbanyak sedekah yang bisa dilakukan. Semakin banyak sedekah yang dilakukan, maka semakin banyak pula berkah dan pahala yang didapatkan.

Meningkatkan sedekah memang menjadi salah satu amalan utama di 10 hari terakhir Ramadhan sebagai ungkapan syukur atas nikmat dipertemukan Ramadan, serta sebagai penyempurna ibadah puasa dan ibadah-ibadah individu lainnya.

Karena tidaklah sempurna keimanan dan kualitas ibadah seseorang kecuali jika adanya keseimbangan antara ibadah ritual dan ibadah sosial. Sebagaimana firman Allah SWT,

“Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, mereka berdoa kepada Tuhannya dengan rasa takut dan penuh harap, dan mereka menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka.” (Qs. As-Sajdah: 16).

Bersedekah di 10 hari terakhir tidak hanya diterjemahkan dengan sedekah wajib berupa zakat fitrah dan zakal mal, tetapi juga dianjurkan memperbanyak sedekah sunnah dalam rangka berbagi kebahagiaan dan memberikan bekal makanan di hari raya Idul Fitri bagi dhuafa.

Bersedekah dapat berbentuk harta, pangan, pakaian, paket sedekah untuk yatim dan dhuafa, dan lain sebagainya.

Bersedekah di sepuluh malam terakhir di bulan Ramadan adalah pendapat imam Nawawi rahimahullah.

Ia berpendapat demikian berdasarkan keumuman hadits yang diriwayatkan oleh sahabat Ibnu Abbas RA:

“Rasulullah Saw adalah orang yang paling dermawan dan puncak kedermawanannya adalah di bulan Ramadan.”

Baca Juga: Janji Allah SWT bagi Orang-orang yang Puasa di Bulan Rajab

3. Tilawah Al Qur’an

Meningkatkan membaca Al-Qur’an menjadi salah satu ibadah utama di 10 hari terakhir Ramadhan. Tidak sedikit umat Islam yang larut dalam tilawah Al-Qur’an sepanjang malam baik di masjid maupun di rumah. Tilawah Al-Qur’an adalah ibadah ringan dan memiliki keutamaan yang besar.

Tradisi mengejar khataman Al-Qur’an di akhir Ramadhan menjadi kebahagiaan tersendiri bagi pribadi muslim, khususnya mereka yang setiap hari bergulat dengan aktivitas pekerjaan.

Ssehingga khataman Al-Qur’an sebanya satu kali menjadi target realistis. Apa pun bentuk motivasinya, tilawah Al-Qur’an harus lebih digiatkan di 10 hari terakhir Ramadan.

Selain itu, bulan Ramadan juga merupakan bulan Al-Qur’an, bulan diturunkannya Al-Qur'an. Hal ini didasari oleh firman Allah SWT.

Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda antara yang hak dan yang batil.

Karena itu, barang siapa di antara kamu hadir di negeri tempat tinggalnya di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu."

Dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu."

Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” (QS. Al-Baqarah: 185).

Malaikat Jibril ‘alaihissalam yang mengkhususkan Ramadan untuk mengajari Nabi Muhammad Saw.

Sebulan penuh menunjukkan akan keistimewaan Al-Qur’an, dan juga ditambah dengan praktik para salaf yang sangat bersemangat dalam membacanya.

Terdapat dua ibadah yang berkaitan dengan Al-Qur’an, yaitu membaca Al-Qur’an dan mentadaburinya. Keduanya adalah ibadah tersendiri dan juga ibadah yang dianjurkan oleh syariat. Nabi Muhammad Saw bersabda,

مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ، وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لَا أَقُولُ آلم حَرْفٌ، ولَكِن ألِفٌ حرفٌ، ولَامٌ حَرْفٌ، وَمِيْمٌ حَرْفٌ

“Barang siapa membaca satu huruf dari Al-Qur’an maka ia mendapatkan satu kebaikan, dan satu kebaikan akan dilipat gandakan menjadi sepuluh kali lipat, aku tidaklah mengatakan alif lam mim adalah satu huruf akan tetapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf.

Jika diperhatikan dari hadits di atas, maka orang yang membaca “الـم” akan mendapat tiga puluh kebaikan. Ini menunjukkan bahwa ibadah membaca Al-Qur’an memang dituntut secara syariat.

Ibadah lain yang dianjurkan adalah menadaburi, Allah berfirman:

Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran.” (QS. Shad: 29).

Baca Juga: Catat, Ini 5 Amalan Sunnah Hari Jumat yang Amat Dianjurkan Nabi Muhammad SAW

4. I’tikaf

Amalan ini adalah kondisi terbaik untuk bertemu malam lailatulqadar, karena iktikaf adalah kondisi seseorang yang melazimi masjid. Dan berdiam diri di masjid sudah merupakan ibadah tersendiri.

Bahkan, sebagian ulama mengatakan bahwa seseorang yang dalam kondisi tidur pun tetap bisa mendapatkan pahala karena sedang beriktikaf.

Jika yang demikian bisa menjadikan seseorang mendapatkan pahala, maka jika disertai dengan ibadah-ibadah yang lain tentu mendatangkan pahala yang lebih banyak lagi.

Yang terpenting dari iktikaf adalah putus hubungan dengan makhluk dan fokus beribadah kepada Allah SWT.

Adapun durasi waktu iktikaf telah kita bahas pada pembahasan yang telah lalu, yang terbaik adalah beriktikaf sepuluh hari terakhir secara penuh.

Namun jika tidak mampu maka bisa beberapa hari saja, atau bisa siang dan malam saja, atau beberapa waktu saja. Karena yang penting berniat ketika hendak beriktikaf dan memperhatikan adab-adab beriktikaf.

I’tikaf berarti berdiam di masjid dalam rangka beribadah kepada Allah SWT. Tidaklah seseorang keluar dari masjid, kecuali untuk memenuhi hajatnya sebagai manusia.

I’tikaf memiliki kekhususan tempat dan aktivitas yaitu masjid dengan aktivitas ibadah mendekatkan diri kepada Allah dengan berdzikir, berdo’a, membaca Al-Quran, shalat sunnah, bershalawat, bertaubat, beristigfar, dan lainnya.

I’tikaf dianjurkan setiap waktu, tetapi lebih ditekankan memasuki sepuluh malam terakhir Ramadhan sebagaimana penuturan Abdullah bin Umar RA,

"Rasulullah SAW beri’tikaf pada sepuluh hari terakhir bulan ramadhan." (HR. Muttafaq ‘alaih).

5. Banyak Berdoa

Rasulullah SAW yang sudah dijamin masuk surga dan amalan puasanya pasti diterima juga tak henti-hentinya berdoa di pengujung Ramadhan. Berikut doa Rasulullah SAW di akhir Bulan Ramadhan.

Doa terakhir Ramadhan

اللَّهُمَّ لاَ تَجْعَلْهُ آخِرَ الْعَهْدِ مِنْ صِيَامِنَا إِيَّاهُ، فَإِنْ جَعَلْتَهُ فَاجْع لْنِيْ مَرْحُوْمًا وَ لاَ تَجْعَلْنِيْ مَحْرُوْمًا

Allahuma laa taj'alhu aakhiril'ahdi min shiyaminaa iyyaahu, fain ja'altahu faj'alnii marhuuman walaa taj'alnii mahruuman.

"Ya Allah, janganlah Kau jadikan bulan Ramadhan ini sebagai Bulan Ramadhan terakhir dalam hidupku. Jika Engkau menjadikannya sebagai Ramadhan terakhirku, maka jadikanlah aku sebagai orang yang Engkau sayangi."

Selain itu dalam sebuah hadist yang diriwayatkan Imam Bukhari dari Aisyah RA berkata, Ya Rasulullah SAW, bagaimana kalau saya dapat bertemu malam lailatul qadar.

Kata Aisyah RA apa yang harus saya ucapan. Kata Nabi Muhammad SAW, ucapkan lah

اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى

Allahumma Innaka Afuwwun Tuhibbul Afwa Fa’fu Anni.

Artinya: “Ya Allah, Engkau Maha Pengampun, menyukai orang yang minta ampunan, ampunilah aku.”

Dari penjelasan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa sangat dianjurkan untuk muslim memperbanyak amalan 10 hari terakhir Bulan Ramadhan agar mendapat ampunan dan rahmat Allah.

6. Mencukupi Kebutuhan Keluarga

Tidak selalu berarti berbelanja pakaian dan segala rupa yang bisa menjadi persiapan menyambut hari kemenangan, Anda bisa melakukan hal ini dengan membawakan makanan untuk berbuka puasa.

Belanja perlengkapan menyambut lebaran juga akan terhitung sebagai amalan yang baik, selama didasari dengan niat ikhlas dan mencukupkan semua yang dibutuhkan keluarga Anda. Ini menjadi salah satu amalan 10 hari terakhir Ramadhan yang bisa Anda kerjakan.

Nah, itulah 6 amalan 10 hari terakhir Ramadhan yang harus dikerjakan. Semoga berkah.***

 

Editor: Irwan Tehuayo

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah