Sinyal dari Istana Prabowo Tidak Lagi Dibutuhkan, Rocky Gerung: Mana yang Tidak Berhak Ada di Istana

26 November 2020, 13:58 WIB
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kanan), didampingi Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Edhy Prabowo. /Setkab.go.id

PORTALMALUKU.COM — Setelah dari penangkapan Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo oleh Komisi Pemberantasan Koupsi (KPK). Pengamat Politik, Rocky Gerung kini menangkap pesan soal penangkapan Edhy Prabwo itu sebagai sinyal politik dari Istana.

Waktu pulang dari Ameika Serikat (AS) dan tiba Bandara Soekorni-Hatta, Edhy Prabowo langsung ditangkap KPK, pada Rabu kemarin.

Penangkapan itu KPK menetapkan Edhy Prabowo sebagai tersangka dengan kasus dugaan suap terkait perizinan tambak, usaha, dan atau pengelolaan perikanan atau komoditas perairan sejenis lainnya tahun 2020.

Baca Juga: Warganet Juluki Luhut Binsar Pandjaitan Sebagai 'Menkosauru'

Baca Juga: Simpan Uang Dugaan Suap di Rekening Asisten, ini Jumlah Suap yang Diterima Edhy Prabowo

Rocky Gerung menafsirkan penagkapan itu menjadi tanda untuk Menteri Pertahanan, dirinya mendapat sinyal bahwa Prabowo Subianto tidak lagi dibutuhkan Istana. Perbincangan itu dengan Hersubeno Arif dalam tayangan video di akun YouTube Rocky Gerung Official.

Seperti yang dilansir dari laman Glamedianews pada Kamis, 26 November 2020 dengan judul artikel ‘Istana Kirim Sinyal Prabowo Subianto Tak Dibutuhkan Istana, Rocky Gerung: Ada Dua Tiga Lagi Lho’, Status Prabowo Subianto saat ini merupakan Ketua Umum Partai Gerindra sementara Edhy Prabowo sebagai Wakil Ketua Umumnya.

Dugaan sinyal Istana dibalik penangkapan ini diperkuat dengan keanehan postur politik di Istana usai kepulangannya  Prabowo dari Amerika Serikat beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Setiap KK Dapat  Bansos BST Rp300 Ribu hingga Desember, Ayo, Cek Nama di dtks.kemensos.go.id

Baca Juga: Ternyata Sebelum Copot Baliho Rizieq, Pangdam Jaya Pernah Ketemu Petinggi FPI, Ini yang Dibicarakan

Salah satu yang disoroti adalah ketiadaan poin khusus yang disampaikan Prabowo kepada publik, seusai melakukan pertemuan dengan Menteri Pertahanan AS.

"Lalu, tiba-tiba Luhut juga ada di sana (AS) jadi orang menduga-duga Luhut ingin mengecek apa yang dilakukan Prabowo di sana," ungkapnya.

Selain itu, muncul spekulasi baru alasan Habib Rizieq Shihab diizinkan pulang oleh pemerintah Arab Saudi. Hal ini dikaitkan dengan perubahan makro politik global.

Baca Juga: Maradona Meninggal, Presiden Argentina Tetepkan Hari Berkabung Selama Tiga Hari

"Turunannya politik Istana, mulai saling pasang jangkar baru supaya enggak goyang kapalnya atau ada yang sengaja memutus rantai, supaya terlihat mana yang bisa di pertahankan Jokowi, mana yang tak berhak ada di Istana," katanya.

Lebih lanjut, Presiden Jokowi tak memiliki kemampuan menganalisis situasi yang ada. Ketidakmampuan Jokowi tersebut membuat politik di Istana saling 'mengamputasi'.

Rocky menduga ada dua menteri sedang melakukan negosiasi ulang dengan kekuasaan. Mereka berupaya melakukan tukar tambah menteri baru.

Baca Juga: Messi dan Ronaldo Beri Penghormatan kepada Diego Maradona

"Prabowo pasti mampu dan sudah membaca, dia tahu efek panjangnya nih. Dia mungkin kirim sinyal, ada dua tiga lagi lho yang lain, jangan gue doang yang dikerjain," tutur Rocky.

KPK menetapkan Edhy Prabowo sebagai tersangka atas kasus dugaan suap terkait perizinan tambak, usaha, dan atau pengelolaan perikanan atau komoditas perairan sejenis lainnya tahun 2020.

Selain Edhy, KPK juga menetapkan enam tersangka lain. Namun, dua di antaranya masih buron.  Mereka adalah Amiril Mukminin (AM) dan Andreau Pribadi Misata (APM).*** (Glamedianews/ Dicky Aditya).

Editor: M Fauzi Ode

Sumber: Glamedianews

Tags

Terkini

Terpopuler