Kapal Tampomas II ini membawa Puluhan Kendaraan Bermotor termasuk Mesin Giling SAKAI, Skuter Vespa, dll yang diletakkan di Cardeck. Berdasarkan Data Manifest Kapal menyebutkan, terdapat 191 Mobil dan 200 Motor di atas kapal.
Dalam Pelayaran tersebut, sebanyak 1055 Penumpang Terdaftar dan 82 Awak Kapal berada di atas kapal. Estimasi Total Penumpang adalah 1442 Penumpang, termasuk penumpang gelap.
Pada 25 Januari pagi, keadaan berlangsung seperti biasa. Namun, 25 Januari Malam, sekitar Pukul 20.00 WITA, dalam kondisi badai laut yang hebat, beberapa bagian mesin mengalami kebocoran bahan bakar, dan puntung rokok yang berasal dari ventilasi menyebabkan percikan api.
Para kru melihat dan mencoba memadamkannya menggunakan tabung pemadam portabel, tetapi gagal. Api semakin menjalar ke kompartemen mesin karena pintu dek terbuka.
Akibatnya selama 2 jam tenaga utama mati, dan generator darurat pun gagal (Failure) dan usaha pemadaman pun dihentikan karena sudah tidak memungkinkan.
30 menit setelah api muncul, para penumpang diperintahkan menuju dek atas dan langsung menaiki sekoci. Namun hal ini berlangsung lambat, karena hanya ada 1 pintu menuju dek atas.
Sebagian penumpang nekat terjun bebas ke Laut, dan sebagian lagi menunggu dengan panik pertolongan selanjutnya.
Kapal lain yang pertama melakukan pertolongan adalah KM Sangihe dengan nakhoda kapal Kapten Agus K. Sumirat, Sumirat merupakan teman satu angkatan Abdul Rivai di Akademi Ilmu Pelayaran lulusan tahun 1959.
KM Sangihe sendiri dalam perjalanan dari Pare-pare menuju Surabaya untuk melakukan perbaikan kerusakan mesinnya.