Hal serupa disampaikan dokter Andi Khomeini Takdir di akun Twitternya, @dr_koko28. “Meng-covid-kan pasien? Apa untungnya? Bagaimana caranya? Ckckck,” ujarnya.
Baca Juga: Trump Postif Covid-19, Netizen: Trump Harus Belajar Minum Jamu di Jokowi
Komentar dari drh. Nur Purba P, cukup memanas, “Sudah engak becus terus kambing hitamkan sana-sini. Pakai bilang keterangan dokter soal pasien Covid-19 di RS harus diferifikasi dulu,” tegasnya.
Selain itu dokter spesialis, Nirwan Sartika kecewa dengan tudingan tersebut ia berpendapat Moeldoko-Ganjar menarik perhatian masyarakat agar membenci pihak rumah sakit. “Kalau ada agenda, jalankan saja agendanya tanpa mesti provokasi,” tutur Nirwan.
Selain di Sosial Media (Sosmed) Dokter spesialis paru di Rumah Sakit Persahabatan, Erlin Buhan, menanggapi tudingan Moeldoko secara terang-terangan.
“Dokter tidak akan menulis diagnonis Covid-19 kalau tidak ada bukti, buat apa dokter meng-covid-kan pasien?” ujar Ketua Persatuan Dokter Paru Indonesia Jakarta itu.
Baca Juga: Persiapan Piala AFC 2020, Timnas U-19 TC di Kroasia
Menurutnya banyak masyarakat tidak paham gejala yang menimbulkan Covid-19. Itu semua berbeda-beda sesuai oragan tubuh.
“Kadang-kadang pasien datang dengan gejala stroke dan positif Covid-19, lalu keluarga marah-marah ke dokter karena merasa yang dialaminya gejala stroke, padahal infeksi Covid-19 juga," katanya.
Erlin meminta, agar masyarakat tidak berburuk sangka terhadap para dokter yang memberi keputusan diagnosis Covid-19.***