HARI PAHLAWAN: Mengeja Peran Besar Bung Muda dan Historisitas Ikon 10 November

- 9 November 2020, 13:35 WIB
Sutomo alias Bung Tomo.
Sutomo alias Bung Tomo. /suaramuhammadiyah.id

PORTALMALUKU.COM — HARI PAHLAWAN Nasional tepat jatuh 10 NOVEMBER. Setiap tahun Indonesia memperingatinya untuk kembali membaca, menghayati, dan mengenang tiap babak di hari bersejarah itu.

Hari Pahlawan 10 November merupakan salah satu peristiwa penting Indonesia. 10 November 1945 adalah pagina sejarah yang mengisahkan pertempuran heroik pascakemerdekaan '45. Peristiwa besar tersebut dikenal sebagai "Arek Suroboyo."

Setiap momen peringatan Hari Pahlawan 10 November, ingatan kita akan diputar 75 tahun ke belakang: membaca potongan peristiwa masa lalu, mengenal, para tokoh, hingga mengenang perjuangan legendaris mereka untuk membentuk Indonesia kita hari ini.

Di antara para pahlawan masa lalu itu, Bung Tomo adalah visual tentang salah satu tokoh ikonik di balik melegendanya ikon angka 10 di setiap November.

Baca Juga: Ada Penerima BSU Tahap 2 Bergaji di Atas Rp5 Juta, Ini Kata Menaker

Mengutip catatan Wikipedia, Sutomo lahir di Surabaya, Jawa Timur pada 3 Oktober 1920. Lelaki yang terkenal dengan nama Bung Tomo ini meninggal di Padang Arafah, Arab Saudi pada 7 Oktober 1981 di usia 61 tahun.

Bung Tomo, ketika pertempuran Surabaya saat itu baru berusia 25 tahun. Dia adalah seorang jurnalis muda yang bekerja di Kantor Berita Domei, sebuah media bentukan Jepang kala itu.

Bung Tomo bukanlah tokoh pergerakan kemerdekaan. Bukan juga seorang ideolog. Namun, sosoknya selalu melekat dengan pertempuran 10 November 1945 di Surabaya. Pertempuran heroik 10 November itu, sejumlah sejarawan menganggapnya sebagai "perang rakyat".

Baca Juga: Sinopsis Dokumenter 'Dua Alam' Ungkap Misteri Kuburan Kuno

Atas kontribusi besarnya di perang 10 November, Bung Tomo dikukuhkan sebagai tokoh Pahlawan Nasional. Ia terkenal karena perannya dalam membangkitkan semangat perlwanan rakyat Indonesia. Mereka melawan keras sekutu yang ingin kembali menjarah Tanah Air. Perang terbuka 10 November pun pecah. Pertempuran sengit itu berlangsung selama tiga minggu.

Mengutip artikel, "Sejarah dan Makna Peringatan Hari Pahlawan 10 November", di laman BONE.GO.ID, pertempuran Surabaya itu diawali insiden perobekan Bendera Merah Putih Biru di atas Hotel Yamato pada 19 September 1945.

Pada 29 Oktober 1945, Presiden Soekarno memerintahkan untuk gencatan senjata. Namun, pertempuran kembali pecah pada 30 Oktober '45.

Menjelang pertempuran 10 November, Bung Besar tampil: membangkitkan semangat perlawanan rakyat Indonesia. Dia memobilisasi dan membentuk empati perlawanan rakyat lewat pidato-pidato hebat--yang dikenal baik dalam literarutur sejarah hingga saat ini.

Halaman:

Editor: Irwan Tehuayo

Sumber: Wikipedia Kenangan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah