Network
PORTALMALUKU.COM -- Petinju dunia, Manny Pacquiao, praktis telah melakukan semuanya dalam kariernya dan tercatat sebagai salah satu atlet paling berprestasi di dunia.
Tapi mirip kepribadian lain yang banyak mencapai prestasi gemilangnya, akan ada saat-saat kelam cerita menarik di balik panggung ring tinju paling personal dari sang bintang, yang kelam tentunya.
Berbicara kepada Toni Gonzaga, seorang selebriti Filipina di acara YouTube-nya, pria berusia 42 tahun itu mengakui bahwa ada saat paling personal dalam hidupnya ketika ia memikirkan untuk bunuh diri.
Pacquiao menjelaskan bahwa alasan di balik itu keputusan bunuh diri itu tak lepas dari tindakannya yang dipandangnya banyak telah menyalahi ajaran agamnya: mabuk, bermain 'wanita', dan sejumlah tindakan negatif lainnya.
Baca Juga: Catat, Inilah 5 Fakta Angka 7 Naruto: Masuk Akademi Konoha, Jadi Hokage ke 7
“Saya sedang membaca buku berjudul "The Purpose-Driven Life" dan saya juga membaca Alkitab,” kata Pacquiao berbagi di Toni Talk, dikutip Portal-Maluku.com dari International Bussines Times, Rabu, 22 September 2021.
"The Purpose Driven Life" adalah sebuah buku rohani Kristen yang ditulis oleh Rick Warren, seorang pendeta pendiri gereja Saddleback, di Lake Forest, California, Amerika Serikat.
“Saya merasa ingin mengakhiri hidup saya pada saat itu. Saya bertobat dari dosa-dosa saya. Saya sendirian di kamar saya dan saya menangis tak terkendali," ucap juara dunia tinju profesional asal Filipina itu.
Saya bertanya pada diri sendiri apa yang harus saya lakukan. 'Tuhan apakah saya tidak layak?' Jika saya bisa memutar kembali waktu dan membatalkan semua yang telah saya lakukan terhadap Anda," kisah Pacquiao.
Bagi mereka yang mengenal Pacquiao dengan baik, hidupnya tidak selalu sempurna. Selama masa mudanya, ia memiliki sejarah berjuang dengan alkohol dan perjudian. Dia bahkan menganggap dirinya seorang wanita.
