Ilmuan Nuklir Iran Dibunuh di Taheran, Penasihat Militer Iran Bersumpah Membalas

- 28 November 2020, 15:13 WIB
 Mohsen Fakhri Zadeh
Mohsen Fakhri Zadeh /cerdik indonesia. pikiran-rakyat.com

PORTALMALUKU.COM -- ILMUAN nuklir Iran, Mohsen Fakhrizadeh, dibunuh dalam sebuah serangan di Teheran. Mohesen meninggal di rumah sakit setelah ditembak sewaktu mengendarai mobil pada Jumat kemarin. Penasihat militer untuk Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei bersumpah membalas insiden pembunuhan Mohsen Fakhrizadeh

"Sayangnya, tim medis tidak berhasil menghidupkan kembali Fakhrizadeh. Beberapa menit lalu, ilmuwan ini mencapai status kemartiran yang tinggi," kata angkatan bersenjata Iran dalam sebuah pernyataan resmi, Jumat, 27 November 2020 dikutip Reuters.

Baca Juga: Respon Dinamika Politik dan Agama di Tanah Air, Besok 5 Juta Banser Se-Jawa Gelar Apel Kebangsaan

Saluran pesan Telegram, yang diyakini dekat dengan Pengawal Revolusi elite Iran melaporkan bahwa Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran telah mengadakan pertemuan darurat. Pertemuan tersebut akan melibatkan komandan militer senior mereka.

Mohsen Fakhrizadeh adalah sosok ilmuan terkemuka Iran yankg telah digambarkan oleh intelijen Barat dan Israel sebagai orang yang andil dalam program bom atom rahasia Iran. Program nuklir itu telah dihentikan pada tahun 2003 lalu. Namun, belakangan, Israel dan Amerika Serikat kembali menuding Teheran berusaha memulihkannya. Namun, Iran membantah tudingan itu.

Kantor berita Tasnim melaporakan, para pelaku meledakkan mobil lain sebelum menembaki kendaraan yang membawa Fakhrizadeh dan pengawalnya dalam sebuah penyergapan di luar Ibu Koto Taheran.

Baca Juga: Prediski dan Link Live Streaming Mola TV Chelsea vs Tottenham, Spurs Bawa Misi Balas Dendam

"Setelah kejadian itu, ada banyak pasukan keamanan yang menghentikan mobil di Teheran untuk mencari para pembunuh," kata saksi mata.

Mobil milik Mohsen Fakhrizadeh.*
Mobil milik Mohsen Fakhrizadeh.* Twitter.com/@BulletinAtomic
Waktu lalu, Donald Trump pernah menarik Amerika Serikat dari kesepakatan yang dicapai di bawah Obama, pendahulunya, yang mencabut sanksi terhadap Iran dengan imbalan pembatasan program nuklir mereka.

Presiden terpilih AS, Biden, mengaku akan berusaha memulihkan perjanjian it--meskipun banyak analis mengatakan langkah itu akan menjadi tujuan menantang yang akan diterima Biden.

Halaman:

Editor: Irwan Tehuayo

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x