Soal Kartun Nabi, Marcon: Prancis Tidak Akan Mundur Menghadapi Kekerasan

- 2 November 2020, 09:58 WIB
Dok: / ANTARA
Dok: / ANTARA /

PORTALMALUKU.COM — Presiden Prancis, Emmanuel Marcon, mengatakan Prancis tidak akan mundur dalam menghadapi kekerasan yang terjadi oleh para Muslim soal kartun Nabi Muhammad.

“Saya menghormati para Muslim yang dikejutkan oleh kartun Nabi Muhammad tapi itu bukan alasan untuk melakukan kekerasan,” ujar Marcon, dalam wawancara di jaringan televisi Arab Al Jazeera, Sabtu, 31 Oktober 2020.

Hal itu membuatnya akan membela hak kebebasan berekspresi, termasuk penerbitan kartun tersebut.

Baca Juga: Hasil Juventus vs Spezia : Ronaldo Cetak 2 Gol untuk Juventus setelah Sembuh Dari Covid-19

Menurut Marcon, bukan berarti dirinya atau para pejabatnya mendukung kartun-kartun tersebut, yang dianggap oleh Muslim sebagai hujatan, juga tidak berarti bahwa Prancis anti Muslim.

“Jadi saya memahami dan menghormati bahwa orang-orang terkejut dengan kartun ini, tetapi saya tidak akan pernah menerima bahwa seseorang dapat membenarkan kekerasan fisik karena kartun ini, dan saya akan selalu membela kebebasan di negara saya untuk menulis, berpikir, menggambar,” tutur Macron, menurut transkrip wawancara yang dirilis oleh kantornya.

Selain itu, kata dia, Perannya adalah menenangkan segalanya, itulah yang ia lakukan, tetapi pada saat yang sama, melindungi hak-hak ini.

Baca Juga: SEDANG BERLANGSUNG: Link Live Streaming Manchester United vs Arsenal

Sebelumnya pada Kamis, 29 Oktober 2020 lalu, di sebuah Gereja di Kota Nice Prancis, seorang penyerang yang meneriakkan “Allahu Akbar” memenggal seorang perempuan dan membunuh dua orang lainnya.

Peristiwa itu merupakan serangan pisau berujung maut kedua di Prancis dalam dua minggu.Tersangka penyerang, berusia 21 tahun dari Tunisia, ditembak oleh polisi dan sekarang berada dalam kondisi kritis di rumah sakit.

Polisi pada Sabtu menyebutkan bahwa satu orang lagi ditahan sehubungan dengan serangan itu.Orang tersebut menambah tiga lainnya yang sudah ditahan karena dicurigai melakukan kontak dengan penyerang.

Baca Juga: Gol Akrobatik Ibrahimovic Bawa Milan Menang 2-1 Atas Udinese

Macron telah mengerahkan ribuan tentara untuk melindungi berbagai lokasi, seperti tempat ibadah dan sekolah.

Sementara itu, para menteri telah memperingatkan bahwa serangan militan lainnya bisa terjadi.

Serangan Nice, pada hari Muslim merayakan peringatan hari lahir Nabi Muhammad SAW, terjadi di tengah kemarahan yang meningkat di kalangan Muslim di seluruh dunia atas pembelaan Prancis pada hak untuk menerbitkan kartun yang menggambarkan Nabi Muhammad.

Baca Juga: UMP Maluku 2021 Tidak Naik, Tetap Rp2.604.961

Pada 16 Oktober, Samuel Paty, seorang guru sekolah di daerah pinggiran Kota Paris, dipenggal kepalanya oleh seorang remaja keturunan Chechnya.

Warga berusia 18 tahun itu tampaknya marah terhadap guru tersebut, yang menunjukkan kartun Nabi Muhammad di kelas selama pelajaran kewarganegaraan.

Di beberapa negara mayoritas berpenduduk Muslim, para pengunjuk rasa mengecam Prancis dalam aksi unjuk rasa di jalanan. Beberapa negara juga menyerukan pemboikotan terhadap produk-produk Prancis.

Baca Juga: UMP Maluku 2021 Tidak Naik, Tetap Rp2.604.961

Prancis, yang gelisah mengantisipasi kemungkinan serangan lainnya, tersentak pada Sabtu malam ketika seorang imam Ortodoks Yunani ditembak dan terluka di gerejanya di kota Lyon di Prancis tenggara. Tetapi para pejabat tidak berikan keterangan dugaan terorisme dalam serangan di gereja Lyon tersebut.***

Editor: M Fauzi Ode

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah