Rasulullah bil berkehendak puasa akan langsung berpuasa. “Mungkin kalau dirata-ratakan di antara bulan-bulan yang ada, maka selain Ramadhan, Nabi lebih banyak berpuasa sunnah di Sya’ban,” kata pembimbing umrah Qiblat Tour.
Jadi, kalau pun mau berpuasa baik di Rajab atau Sya’ban silahkan saja, tapi jangan dikhusus-khususkan dengan berharap ini dan itu.
“Lakukan saja puasa sunah yang dalilnya kuat seperti Senin dan Kamis, ayyamil bidh atau puasa Daud. Akukan saja pd hari senin-kamis, ayamul bidh, Kalau sudah dekat Ramadhan sekitar dua atau tiga, maka lebih baik berhenti puasanya,” katanya.***( Jurnalsoreang/Sarnapi).