Lagu 'Lonte' dari Musisi Maluku Dinilai Lecehkan Martabat Perempuan, Lusi Peilouw: Nurani Seniman Dangkal

- 15 Maret 2021, 17:52 WIB
Aktivis perempuan di Maluku memprotes penyanyi muda Maluku, Emola, yang menayangkan video lagu berjudul
Aktivis perempuan di Maluku memprotes penyanyi muda Maluku, Emola, yang menayangkan video lagu berjudul /ANTARA FOTO

  PORTALMALUKU.COM  — Aktivis perempuan Maluku memprotes musisi muda asal Maluku, Emola, kerena menayangkan video lagu berjudul "Ale Itu Lonte" lewat kanal Youtubenya. Mereka berpandangan, judul dan lirik lagu Emola tersebut seronok dan terkesan melecehkan martabat perempuan.

"Saya tidak mengerti kenapa pencipta lagu itu memilih judul yang demikian vulgar dan merangkai kata-kata bernada melecehkan perempuan. Apa yang salah dengan perempuan yang masih ada di jalanan pada malam hari atau bahkan tengah malam. Apapun pekerjaannya itu hak dia, tak ada yang boleh memberi cap apapun," kata Koordinator Suara Millennial Maluku (SMM), Katrin Wokanubun, Senin, 15 Maret 2021, dikutip Antara.

Protes serupa pun datang dari Direktur Yayasan Mutiara Maluku, Lusi Peilouw. Dia menilai, judul dan lirik lagu Emola itu telah mendiskriminasi perempuan. Bahkan, lanjutnya, lagu itu sekan melanggengkan stigmatisasi bahwa perempuan yang berada di jalan pada larut malam diketegorikan sebagai perempuan yang tak baik.

Baca Juga: Sinopsis Love Story Senin 15 Maret 2021: Ken dan Maudy Sengaja Menjauh Meski Menyakitkan

Baca Juga: Link Streaming Gratis Serial Drama Original Turn On Full Episode

"Padahal selama ini kita semua berusaha keras menghilangkan stigma itu dari masyarakat kita. Apalagi, kita tahu bahwa stigma yang demikian telah menjadi salah," kata Lusi

Menurut Lusi, lagu milik Emola adalah salah satu pemicu munculnya kasus pemerkosaan, juga upaya menciptakan perlindungan diri secara personal (victim blaming) yang masih sulit dihilangkan. Di posisi itu, kata Lusi, korban kerap disalahkan dengan dalih yang tak masuk akal.

"Tidak ayal itu, dampak lagu "Ale Itu Lonte" bahkan bisa mengorek kembali luka hati para korban. Itu amat mengganggu pemulihan psikologi korban, juga menjadi pembunuhan karakter," katanya.

Lusi juga menyayangkan dangkalnya nurani seorang seniman bernama Emola. Menurutnya banyak lagu Ambon yang jelas menyoal peran sosial laki-laki dan perempuan. Dia mencontohkan pesan moral itu pada lagu "Om Maku dan Usi Engge", dan lagu "Oya".

Kedua lagu tersebut tak hanya menghibur, tapi juga, tutur Lusi, menjadi sebuah karya seni yang syarat memiliki pesan moral dan punya pilihan larik yang tetap terdengar sopan.

Halaman:

Editor: Irwan Tehuayo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah