"Sebaliknya, pantai-pantai Aceh tiba-tiba turun sehingga banyak daratan berubah jadi laut, pohon-pohon tenggelam," tambahnya.
Eko menjelaskan bahwa siklus gempa dapat mengangkat dasar laut sehingga membentuk pulau.
"Siklus gempa akan mengangkat dasar laut sehingga jadi darat atau pulau sedikit demi sedikit," jelasnya.
Baca Juga: 9 Fakta Kasus KDRT Ferry Irawan ke Venna Melinda: Nomor 5 Tak Disangka
Eko Yulianto juga menjelaskan tentang fase gempa bumi yang terdiri atas dua fase yaitu inter-seismic dan co-seismic.
Fase inter-seismic terjadi ketika lempeng samudera menukik dan menyeret lempeng benua.
"Inter-seismic adalah fase di antara dua gempa, ketika lempeng samudera menunjam di bawah lempeng benua dan menyeretnya turun pelan-pelan dengan kecepatan tidak lebih dari tumbuhnya kuku jari kita. Pantai pulau-pulau seperti Simeulue Nias Kepulauan Mentawai Enggano tenggelam pelan-pelan, pantai-pantai barat Sumatera naik pelan-pelan juga," ujarnya.
Sementara itu, fase co-seismic terjadi energi terkumpul melampaui batas plastisitas kerak bumi, kerak patah dan terangkat, kemudian energi lepas dan terjadilah gempa.
"Saat energi terkumpul melampaui plastisitas kerak bumi, kerak patah dan terangkat (nyembul), energi lepas sebagai gempa. Inilah fase co-seismic. Pantai-pantai, pulau-pantai Simeulue dan kawan-kawan terangkat tiba-tiba dan pantai-pantai Sumatera tenggelam tiba-tiba juga," kata dia. ***