Fahri Hamzah Tuding Jokowi sebagai Aktor yang Membentuk Konflik Ideologi Lewat Rizieq Shihab

24 November 2020, 15:32 WIB
Wakil Ketua Partai Gelora, Fahri Hamzah. Bahas Pemerintah dan Habib Rizieq yang Ciptakan Konflik Ideologi, Video Fahri Hamzah Tersebar. /Instagram/@fahrihamzah

PORTALMALUKU.COM -- FAHRI HAMZAH menuding Presiden Jokowi sebagai aktor yang ikut menciptakan konflik ideologi di Indonesia. Alasan Fahri adalah karena sikap Jokowi yang cenderung menyibukan diri mengurusi Rizieq Shihab sebagai musuh "negara".

"Pak Jokowi menciptakan konflik ideologi, apa sekarang hasilnya dari konflik ideologi ini apa coba? Cuma ngurus Habib Rizieq," ujar politisi asal Nusa Tenggara Barat itu dikutip dari artikel Mantra Sukabumi, "Fahri Hamzah Sebut Habib Rizieq Diciptakan Jokowi: Setelah Terkenal Bingung Ngatasinya", Selasa, 24 November 2020.

Tudingan Fahri Hamzah tersebut beredar lewat sebuah potongan video viral di jagat Twitter. Netizen ramai membincangkan video yang berisi tudingan Fahri ke Jokowi dan Rizieq Shihab tersebut dalam sebuah sesi acara diskusi.

Baca Juga: KABAR DUKA: Tokoh Legendaris Otomotiv Indonesia, Helmy Sungkar, Meninggal Dunia Hari Ini

Dalam video itu, Fahri menyebut jika Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) tersebut diciptakan oleh Presiden Jokowi sendiri.

Fahri melanjutkan, dengan konflik ideologi tersebut, Habib Rizieq yang awalnya bukan siapa-siapa kemudian direkayasa dan dijadikan musuh negara.

"Orang yang tadinya gak terkenal, bukan siapa-siapa, dijadiin musuh negara, direkayasa," lanjutnya.

Setelah itu kemudian menjadi konflik besar dan Habib Rizieq menjadi tokoh yang terkenal.

Baca Juga: Secret Number Puncaki Kategori Best New Female Artist MAMA 2020, Seorang Membernya Asal Indonesia

Hanya saja lanjut Fahri, pemerintah sendiri kebingungan mengatasi Habib Rizieq setelah memiliki banyak pengikut dan simpatisan.

"Iya kan lalu jadi konflik besar kayak gini jadilah Habib Rizieq tokoh besar, setelah jadi tokoh besar, kebingungan sendiri bagaimana ngatasinya," bebernya.

"Iya kan lalu jadi konflik besar kayak gini jadilah Habib Rizieq tokoh besar, setelah jadi tokoh besar, kebingungan sendiri bagaimana ngatasinya," bebernya.

Fahri berpandangan itu merupakan kesalahan pemerintah sendiri yang membuat konflik ideologi.

Baca Juga: Duit Intensif Kartu Prakerja Rp2,5 Juta Hangus Bulan Depan, Segera Cek Waktu Jatuh Temponya

"Kenapa bikin konflik ideologi?" tanyanya.

Seperti diketahui, Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab menjadi perbincangan publik dengan berbagai kiprahnya.

Dalam sebuah kesempatan Habib Rizieq mengatakan dirinya memiliki dokumen perjanjian bersama Badan Intelijen Negara (BIN).

Hanya saja ia menegaskan belum mau membuka ke publik apa isi dari dokumen perjanjian intelijen tersebut.

Ia menambahkan saat ini belum waktunya untuk membuka itu. Namun jika darurat dirinya baru akan membuka dokumen itu ke publik.

“Katanya saya ini buronan, melarikan diri, ada persoalan hukum yang saya hadapi, saya katanya red notice, saya ini orang politik yang selalu bikin keributan dimana-mana nanti bahaya untuk keamanan Saudi," ungkap Habib Rizieq seperti dilansir mantrasukabumi.com dari video yang diunggah di kanal Youtube Front TV, pada 10 November 2020.

Baca Juga: Polisi Sebut Pria Pemanjat Baliho dari NTT Cuma Cari Sensasi

Namun Habib Rizieq mengatakan dia tidak ingin menuduh siapa yang membuat laporan tersebut ke otoritas Saudi.

"Nah laporan-laporan semacam ini, saya tidak ingin menuduh si A, si B, atau si C, dan ini ada, juga bukan laporan dari orang biasa. Kalau laporan dari orang biasa gak bakal dihiraukan oleh pemerintah Saudi, ini tingkat negara, bukan tingkat RT atau tingkat RW, berarti yang memberikan laporan ini tingkat tinggi juga," lanjutnya.

Habib Rizieq menambahkan bahwa dirinya diinterogasi pihak Badan Intelijen Negara dengan berbagai tuduhan, mulai dari kasus Jakarta hingga kasus Bandung, bahkan dikabarkan dikejar-kejar oleh Badan Intelijen Negara (BIN) Indonesia.

Menjawab berbagai tuduhan itu, Habib Rizieq mengaskan dirinya memiliki dokumen SP3 dari kepolisian yang diterjemahkan ke dalam bahasa Arab, bahkan dakumen terkait Badan Intelijen Negara (BIN).

Baca Juga: 5 Langkah Mudah Cek BSU Kemendikbud di info.gtk.kemdikbud.go.id

"Saya punya dokumen, perjanjian antara saya dengan Badan Intelijen Negara Indonesia. Saya terjemahkan lagi dalam bahasa Arab. Resmi di situ," bebernya.

Hanya saja Habib Rizieq menyampaikan dokumen tersebut belum dibuka ke masyarakat.


"Dan dokumen ini kan belum dibuka ke masyarakat. Saya pikir gak ada perlunya saya buka, kecuali kalau darurat, baru saya tunjukan dan mereka kaget" jelasnya.

Baca Juga: Ferdinand Samakan Habib Rizieq Shihab dengan Orba dan ISIS yang Lawan Rakyat dan TNI, Ada Apa?

Karena itu dirinya menegaskan tidak memiliki masalah apapun dengan otoritas Saudi, bahkan terakhir ditawari untuk pulang atau tinggal di Saudi.

Selain itu dirinya meminta kepada pejabat untuk tidak berbicara sembarangan tanpa data yang valid.

"Jadi bohong kalau saya punya persoalam dengan pemerintah Saudi, karena itu jadi pejabat itu jangan sembarangan bicara, kalau mau bicara itu musti punya data dong, masa pejabat bicara gak punya data," tegasnya.

Baca Juga: Nama Karim Benzema Tidak Terdaftar dalam Pemain Real Madrid, Ini Alasannya

Seperti diketahui, Habib Rizieq Shihab sudah tiba di Indonesia pada hari Selasa, 10 November 2020. Ia langsung menuju kediamannya di Petamburan Jakarta.

Sejak kepulangan Habib Rizieq dari Arab Saudi, berbagai kejadian tiba-tiba muncul, mulai dari acaranya yang dihadiri puluhan ribu jamaah hingga mengakibatkan beberapa pejabat diperiksa.

Mulai dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Bupati Bogor Ade Yasin, hingga pencopotan dua Kapolda yakni Metro Jaya dan Jawa Barat serta Kapolres Bogor.*** Mantra Sukabumi/Andriana

Editor: Irwan Tehuayo

Sumber: Mantra Sukabumi

Tags

Terkini

Terpopuler