STUDI ROMANTISME JEPANG: Budaya Konservatisme, Selera Seks, hingga Maraknya Lajang di Negeri Sakura

- 4 Desember 2020, 05:27 WIB
WANITA Jepang yang tengah menggunakan masker di Hokkaido.*
WANITA Jepang yang tengah menggunakan masker di Hokkaido.* //Daily Mail/

Yang lain lebih suka keintiman virtual. Misalnya dengan karakter dari online atau menyukai "ikon" budaya pop, yang populer terutama karena penampilannya. Menurut media, ada peningkatan permintaan di kalangan wanita Jepang untuk mainan seks dan pornografi yang berpusat pada wanita.

Kebiasaan itu justru menyita waktu sejumlah orang untuk berhubungan intim. Yamada menyebutnya dengan sebuah adagium: keinginan mencari nafkah melebihi keinginan bercinta. Dia melihat hubungan antara keuangan pribadi dan status hubungan.

Baca Juga: UPDATE CORONA DUNIA: Per 3 Desember Lebih dari 64 juta Kasus, Indonesia Laporkan 5.533 Kasus

"Analisis data terbarru dari Institut Penelitian Kependudukan dan Jaminan Sosial Nasional Jepang selama tahun 1987 hingga 2015 menyebutkan pendapatan lebih rendah dan pasar kerja yang tidak stabil merupakan kerugian bagi pria untuk berkencan.

Haruka Sakamoto, seorang ahli kesehatan masyarakat dan rekan penulis studi PLOS ONE Ueda, mengatakan jika pemerintah bisa menangani situasi kelompok berpendapatan rendah dan pendidikan rendah, mungkin, lanjutnya, orang-orang itu akan memiliki minat baru untuk berkencan,” kata Haruka.

Dalam survei tahun 2015, lebih dari setengah dari mereka yang lajang yang mengatakan bahwa mereka tidak tertarik dengan hubungan intim. Mereka justru masih berharap untuk menikah pada "suatu saat".

Bahkan, kita tahu, Mariko masih belum putus asa.***

Halaman:

Editor: Irwan Tehuayo

Sumber: South China Morning Post


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x