Mitigasi Bencana Negeri Sakura Patut Dicontoh, Gempa 7,3 SR Hanya Sebabkan Rusak Ringan

- 15 Februari 2021, 07:58 WIB
Gempa Jepang,
Gempa Jepang, / /Reuters


PORTALMALUKU.COM -- Gempa berkekuatan 7,3 Skala Richter (SR) mengguncang timur laut Jepang pada Sabtu, 13 Februari 2021 malam, sekitar pukul 23.00 waktu setempat.

Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. gempa yang mengguncang Fukushima tersebut hanya menimbulkan kerusakan ringan.

Berbanding terbalik dengan gempa yang mengguncang Majene, Sulawesi Barat pada Jumat, 15 Januari lalu, yang skalanya lebih kecil yakni, 6,2 magnitudo.

Baca Juga: Ramalan Zodiak 15 Februari 2021 : Langkah Awal Pisces Perbaiki Hubungan dengan Pasangan

Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BPNB) per 21 Januari 2021, akibat gempa Majene hampir 1.000 orang meninggal dunia.

Sementara 800 lebih jiwa mengalami luka-luka. Sedangan 9.910 terpaksa mengungsi akibat tempat tinggalnya rusak.

Menaggapi gempa di Negeri Sakura, Jepang, Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengatakan dirinya takjub karena seluruh bangunan di Jepang didesain tahan gempa.

"Cukup menakjubkan, dampak gempa magnitudo 7,1 ini hanya menimbulkan kerusakan ringan, karena seluruh bangunan di Jepang saat ini sudah didesain sesuai dengan aturan bangunan tahan gempa yang diberlakukan oleh pemerintah," kata Daryono dalam keterangan pada Minggu, 14 Februari 2021, seperti dikutip dari Antara.

Baca Juga: UPDATE Longsor Nganjuk : 23 Orang Belum Ditemukan

Daryono juga mensyukuri tidak ada korban meninggal dunia dalam gempa Jepang tersebut.

Disisilain, mitigasi bencana di Jepang memang sudah lebih maju dibandingkan Indonesia. Jepang menuntut warganya membangun tempat tinggal yang tahan akan gempa.

Hal itu, harusnya menjadi contoh bagi Indonesia dalam menghadapi bencana gempa bumi.

Apalagi, Indonesia menempati peringkat kedua dengan menjadi negara paling rawan gempa di dunia.

Penyebab utamanya adalah tingginya frekuensi gempa bumi di Indonesia karena lokasinya yang berada di Cincin Api.

Kebanyakannya gempa bumi di dunia terjadi di Cincin Api, meliputi area yang berbentuk sepatu seluas sekitar 40.000 km persegi.

Baca Juga: Anak Kos Harus Tau, Ini 5 Makanan Pereda Sakit Lambung, Nomor 4 Murah Meriah

Pergerakan lempengan tektonik di daerah tersebut, juga letusan gempa berapi bawah laut atau permukaan, telah memicu adanya banyak gempa bumi yang melanda di Indonesia selama berabad-abad.

Sementara itu, menurut ahli, gempa yang terjadi Fukushima itu sebagai gempa susulan dari gempa mematikan tahun 2011 yang memicu tsunami besar di daerah tersebut.

"Karena (gempa tahun 2011) adalah gempa yang sangat besar dengan kekuatan 9,0, tidak mengherankan jika terjadi gempa susulan dalam skala ini 10 tahun kemudian,” kata Kenji Satake, seorang profesor di Institut Penelitian Gempa Universitas Tokyo, seperti dikutip dari Japan Times, Senin, 15 Februari 2021.

Satake mengatakan meskipun gempa terbaru itu berukuran relatif besar dengan fokus di lepas Prefektur Fukushima, hal itu tidak mungkin menyebabkan tsunami karena memiliki episentrum berada sekitar 55 kilometer di bawah permukaan laut.

Baca Juga: Tolak Divaksin, Siap-Siap Pemerintah Putus Bantuan Sosial

Gempa tersebut masih merupakan rangkaian gempa susulan (aftershocks) dari gempa utama 11 Maret 2011 yang memicu tsunami dahsyat.

"Gempa ini ibarat menuntaskan urusan yang belum selesai secara keseluruhan saat peristiwa gempa besar pada tahun 2011," ujarnya.

Setelah terjadi deformasi yang hebat di zona megathrust pada 11 Maret 2011, tampaknya pada bagian slab lempeng yang menghujam lebih dalam, masih menyimpan medan tegangan yang terakumulasi dan belum terlepas, sehingga baru dilepaskan dalam bentuk gempa besar tersebut.

Badan Meteorologi Jepang meyakini, gempa di Fukushima kali ini merupakan gempa susulan dari gempa besar yang melanda daerah tersebut hampir 10 tahun lalu.***

Editor: Yusuf Samanery

Sumber: ANTARA Japan Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah