Polemik Impor Beras 1 Juta Ton Beras, Jokowi : Hentikan Perdebatan

- 27 Maret 2021, 10:58 WIB
Presiden Jokowi instruksikan Menkeu, Sri Mulyani Indrawati bantu ketersediaan anggaran Bulog untuk serap gabah petani.
Presiden Jokowi instruksikan Menkeu, Sri Mulyani Indrawati bantu ketersediaan anggaran Bulog untuk serap gabah petani. /Dok. wantannas.go.id


PORTALMALUKU.COM -- Rencana pemerintah mengimpor satu juta ton beras sempat menuai polemik dan perdebatan media sejak medio Maret 2021.

Banyaknya penolakan membuat Presiden Joko Widodo (Jokowi) ikut bersuara. Ia meminta polemik terkait impor beras segera dihentikan.

Dia menilai polemik impor satu juta ton beras tersebut, justru akan memicu harga jual gabah di tingkat petani menjadi anjlok.

Baca Juga: Ternyata 7 Makanan Ini Diklaim Ampuh Hilangkan Bau Mulut Secara Alami

"Saya minta segera hentikan perdebatan yang berkaitan dengan impor beras. Ini justru bisa membuat harga jual gabah di tingkat petani turun atau anjlok," kata Jokowi dalam keterangannya, Jumat 26 Maret 2021, dilansir dari PMJ News.

Jokowi menjamin pemerintah tidak akan melakukan impor beras hingga Juni 2021 mendatang.

Kepala Negara juga menyampaikan, sudah hampir tiga tahun Indonesia tak pernah mengimpor beras.

Presiden pun memastikan Bulog akan menyerap beras dari para petani.

Baca Juga: Malam Nisfu Syaban: Allah Akan Ampuni Seluruh Makhluknya, Kecuali Dua Golongan Ini

Olehnya itu, Jokowi juga sudah meminta Menteri Keuangan agar membantu terkait penganggarannya.

"Saya tahu kita memasuki masa panen dan harga beras di tingkat petani belum sesuai yang diharapkan," ujarnya.

Sebelumnya, polemik rencana impor beras ini tengah ramai diperbincangkan.

Rencana pemerintah untuk menjaga stabilitas harga beras melalui impor beras justru menimbulkan pro kontra dari berbagai kalangan.

Pemerintah berencana mengimpor beras sebanyak satu juta ton pada tahun ini dari negara tetangga, Thailand, pada akhir Maret 2021.

Baca Juga: Ini Sejumlah Fakta yang Perlu Anda Ketahui tentang Jerawat Jamur Menurut Ahli Kulit

Dari jumlah itu, sebanyak 500 ribu ton dialokasikan untuk cadangan beras pemerintah (CBP), sementara 500 ribu ton sisanya dikhususkan untuk beras komersial Bulog.

Disisi lain, keputusan impor beras dinilai sangat kontraproduktif dengan seruan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mencintai produk dalam negeri.

Apalagi, stok beras impor tiga tahun lalu masih mengendap disejumlah gudang Bulog.

Salah satunya di gudang Bulog Cirebon, Jawa Barat yang hingga kini masih terdapat 5.000 ton beras impor tahun 2018 dan belum bisa dikeluarkan.***

Editor: Yusuf Samanery

Sumber: PMJ News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah