Network
PORTALMALUKU.COM - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memblokir rekening milik Gubernur Papua Lukas Enembe senilai Rp76,2 miliar. Selain memblokir rekening, KPK juga menyita sejumlah aset mewah milik Lukas.
"KPK telah memblokir rekening dengan nilai sekitar Rp76,2 miliar," kata Ketua KPK Firli Bahuri di Jakarta, Rabu kemarin, dikutip dari Antara, Kamis, 12 Januari 2023.
Firli Bahuri menyatakan bahwa pemblokiran rekening milik tersangka Lukas Enembe dilakukan untuk penyidikan kasus dugaan suap dan gratifikasi yang menjerat Gubernur Papua dua periode itu (2013-2018 dan 2018-2023).
KPK telah melakukan penyitaan terhadap aset tersangka Lukas Enembe Gubernur Papua atas kasus suap dan gratifikasi terkait proyek infrastruktur di Papua.
Firli juga mengaku hingga kini penyidik KPK telah memeriksa sekitar 76 orang. Selain itu, pihaknya juga melakukan penggeledahan beberapa tempat berbeda, yaitu Papua, Jakarta, Sukabumi, Bogor, Tangerang, Batam.
Selain itu, KPK juga menyita emas batangan, perhiasan emas, hingga kendaraan mewah senilai Rp 4,5 miliar milik tersangka Lukas Enembe.
Lukas Enembe diketahui menjabat sebagai Gubernur Papua periode 2013-2018. Ia kemudian terpilih kembali pada tahun 2018 sebagai Gubernur Papua periode 2018-2023.
Baca Juga: Soal Penangkapan Gubernur Papua Lukas Enembe, Jokowi: Semua Sama di Mata Hukum
***
Firli Bahuri menuturtkan, Gubernur Papaua Lukas Enembe diduga ikut terlibat hingga berperan aktif dalam beberapa kegiatan proyek infrastruktur di Papua. Salah satunya PT. Tabi Bangun Papua milik Rijanto Lakka.
Firli mengungkapkan bahwa agar proyeknya dimenangkan, tersangka Rijanto Lakka melakukan pertemuan dengan Lukas Enembe.
Dalam pertemuan tersebut, pemilik PT. Tabi Bangun Papua itu memberikan sejumlah uang sebelum proses pelelangan berlangsung.
"Agar dimenangkan, tersangka RL diduga melakukan komunikasi dan pertemuan hingga memberikan sejumlah uang sebelum proses pelelangan berlangsung," ungkap Firli.
Dari hasil penyelidikan diketahui bahwa Rijanto Lakka (RL) menyuap Lukas Enembe (LE) sebesar Rp 1 miliar.
"Tersangka LE diduga telah menerima uang dari RL sebesar Rp 1 miliar," ungkapnya.
Tersangka Rijanto Lakka akhirnya berhasil memenangkan proyek multiyears tahun 2019-2021 bernilai miliaran rupiah tersebut.
Proyek itu antara lain Entrop-Hamadi dengan nilai proyek Rp 14,8 miliar, rehab sarana dan prasarana penunjang PAUD Integrasi dengan nilai proyek Rp 13,3 miliar, penataan lingkungan venue menembak outdoor AURI dengan nilai proyek Rp 12, 9 miliar.
Atas kasus tersebut, Lukas Enembe disangkakan dengan UU NO. 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
"Berdasarkan alat bukti maka patut disangkakan pasal 12 huruf A atau huruf B atau pasal 11 dan pasal 12B UU 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan UU NO. 20 tahun 2021 tentang perubahan atas UU NO. 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi," kata Firli. ***
