Menko PMK: Rokok Juga Menciptakan Ketidakadilan

- 24 Oktober 2020, 04:39 WIB
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, * /ANTARA
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, * /ANTARA /

PORTAL-MALUKU.COM — Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Muhadjir Effendy, mengatakan dampak buruk pada rokok bisa membuat kualitas manusia Indonesia terganggu.  

“Rokok juga menciptakan ketidakadilan serta perilaku merokok tidak mendukung upaya memajukan budaya bangsa,” ujar Muhadjir dalam Malam Penghitungan Suara Festival Pemilu Harga yang disiarkan akun Youtube CISDI TV secara langsung, Jumat malam, 23 Oktober 2020.

Menurut Muhadjir, terdapat sembilan misi pembangunan, tiga di antaranya adalah peningkatan kualitas manusia Indonesia, pembangunan yang merata dan berkeadilan, dan kemajuan budaya yang mencerminkan kepribadian bangsa.

Baca Juga: Mengenal Urutan 3 Zodiak yang Paling Berbahaya

“Rokok bisa menjadi ranjau bagi ketiganya,” tutur Muhadjir.

Muhadjir menjelaskan, rokok dapat mengancam manusia Indonesia pada semua usia, termasuk yang masih dalam kandungan.

“Banyak riset sudah menunjukkan bahaya asap rokok terhadap janin yang ada di dalam kandungan karena ibunya merokok atau menjadi perokok pasif,” kata Muhadjir.

Baca Juga: Seorang Wanita yang Disebut Kerabat Presiden Jokowi Tewas Dibunuh Secara Sadis

Soal kenaikan harga rokok, kata dia, memang belum dibicarakan dengan Menteri Keuangan, Sri Mulyani.

Tambah Muhadjir, pemerintah terus menaikkan harga rokok secara terukur dengan berusaha mengurangi ketergantungan masyarakat pada zat adiktif tersebut.

Pemerintah tidak akan bisa berbuat banyak tanpa ada dukungan dari para aktivis yang peduli. 

Baca Juga: 3 Aktivis RMS di Ambon Divonis 2-3 Tahun Penjara

“Bagaimana pun masyarakat tidak bisa percaya sepenuhnya pada pemerintah tanpa ada tokoh-tokoh yang mengampanyekan bahaya rokok,” ujar Muhadjir.

Dalam hal mendukung pemerintah menaikkan harga rokok, Universitas Indonesia, dan Jaringan Perempuan Peduli Pengendalian Tembakau (JP3T), Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI),

Selanjutnya, Komite Nasional Pengendalian Tembakau, Pusat Kajian Jaminan Sosial (PKJS), mengumpulkan suara publik secara daring untuk mendukung pemerintah menaikkan harga rokok sejak Agustus 2020 lalu.

Baca Juga: Sejumlah Vaksin Mengandung Babi, Pakar: Telah Dilakukan Pencucian Hingga Miliar Kali

Pendataan suara melalui portal pulihkembali.org itu menyatakan 95 persen responden mengharapkan harga rokok yang mahal.***

Editor: M Fauzi Ode

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x