Prancis Diambang Krisis Ekonomi, Menteri Ekonomi : Butuh 20 Tahun untuk Bayar Utang Covid-19

26 November 2020, 19:52 WIB
ilustrasi bendera Prancis. /Pixabay

PORTALMALUKU.COM -- Negara di seluruh dunia sedang menghadapi gejolak ekonomi akibat pandemi.

Akibat pandemi Covid-19, Menteri Ekonomi Prancis, Bruno le Maire telah mengeluarkan sebuah peringatan suram.

Bruno le Maire mengklaim untuk pemulihan ekonomi, Prancis membutuhkan waktu 20 tahun untuk melunasi semua utangnya.

Baca Juga: Berkunjung ke Markas Lille, AC Milan Datang dengan Misi Balas Dendam

Baca Juga: Lawan Mudah Spurs di Eropa League, Berikut Ini Prediksi dan Susunan Pemain Tottenham vs Ludogorets

"Kami memperkirakan 20 tahun untuk membayar hutang Covidm" ujarnya dikutip Portalmaluku.com dari laman Express.

Tetapi meskipun negara menghadapi hutang finansial selama bertahun-tahun, Menteri Ekonomi itu telah berjanji untuk tidak menaikkan pajak.

Ia lebih mengandalkan penghematan yang dilakukan oleh reformasi struktural.

"Kita harus tetap bertanggung jawab atas keuangan publik, reformasi struktural yang memungkinkan kita menjadi efisien" tuturnya.

Secara khusus, ia merujuk pada "reformasi pensiun" yang tetap menjadi prioritas utamanya.

Utang Prancis akan mendekati 120 persen dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB) tahun ini dibandingkan 114 persen di bulan Juni.

Namun, politisi Arnaud Montebourg telah menyerukan pembatalan langsung utang tersebut.

"Jika ada yang bisa memberi tahu saya bagaimana kita akan membayar 500 miliar dolar AS utang ekstra, atau tujuh kali lipat pendapatan pajak pendapatan tahunan, itu tidak mungkin dan kita tidak dapat melakukannya tanpa reaksi balik dan pemberontakan," ujar politis Arnaud Montebourg.

Baca Juga: Jadwal Lengkap Liga Europa Malam Ini Jumat, 27 November Dinihari, di  SCTV dan Vidio

Baca Juga: Soal Isu Islam Radikal, Cak Nun: yang Radikal Itu Pemerintah

Montebourg mendesak agar utang semua negara di zona euro dibatalkan dan pengambilalihan besar-besaran oleh Bank Sentral Eropa.

Pada akhir Oktober, le Maire meyakinkan publik bahwa negara akan dapat bangkit kembali dengan sangat cepat dan mempercepat transformasi ekonomi Prancis agar lebih kompetitif.

Pada hari Rabu, 25 November 2020 Menteri mengumumkan skema baru untuk membantu mendukung bisnis selama pandemi.

Dukungan baru akan mengkompensasi hingga 20 omset sempurna untuk bisnis yang tetap tutup dan akan membebani negara.

"Kami benar-benar mengubah sistem agar dapat membantu tidak hanya bisnis terkecil, tetapi semua bisnis, tanpa kecuali, yang sudah tutup," ujarnya

Menteri juga mengungkapkan bahwa dia mendukung pembukaan toko setiap hari Minggu menjelang Natal agar 'pedagang dapat mengejar omset mereka'.***

Editor: Yusuf Samanery

Sumber: Express

Tags

Terkini

Terpopuler