Prancis Desak Pakistan Tarik Komentar yang Menuding Macron Perlakukan Islam Serupa Nazi

- 23 November 2020, 03:03 WIB
Presiden Perancis, Emmanuel Macron.
Presiden Perancis, Emmanuel Macron. /AFP/Ludovic Marin/Pool/

PORTALMALUKU.COM -- MENTERI Luar Negeri (Kemenlu) Prancis, Jean-Yves Le Drian, menuntut pemerintah Pakistan menarik komentar seorang pejabat Pakistan yang menuduh Presiden Prancis, Emmanuel Macron telah memperlakukan Islam serupa yang dilakukan Nazi terhadap Yahudi sewaktu Perang Dunia II.

"Komentar tersebut tidak dapat diterima dan harus ditarik dari Twitter," kata Juru Bicara Kemenlu Prancis kepada radio RTL seperti dikutip Reuters, Minggu.

Sebelumnya, sindirian ke Prancis itu ditulis Menteri Federal Hak Asasi Manusia Pakistan, Shireen Mazari, lewat akun Twitternya pada Sabtu, 21 November 2020.

Baca Juga: Daftar 30 Reputasi Brand Idol K-Pop November 2020: Jimin BTS, Kang Daniel, dan Hwasa MAMAMOO Teratas

Baca Juga: Sosok Inspiratif di Tengah Pandemi : Iptu Julkisno Kaisupy Sulap Lahan Tidur jadi Kebun Produkstif

Mazari menulis klaimnya itu ketika hubungan Pakistan dan Prancis mulai meruncing sewaktu polemik penerbitan kartun Nabi Muhammad oleh Charloe Hebdo, sebuah majalah satire asal Prancis, bulan lalu.

Diketahui, penerbitan gambar Sang Nabi tersebut sontak memicu kemarahan umat muslim di berbagai belahan dunia. Mereka protes dan mengecam sikap Presiden Prancis. Salah satunya Pakistan.

"Macron telah memperlakukan muslim seperti yang dilakukan Nazi terhadap orang Yahudi. Anak-anak muslim akan mendapatkan nomor ID, sementara anak-anak lain tidak. Ini sama sama seperti orang Yahudi dipaksa memakai bintang kuning di pakaian mereka untuk mempermudah identifikasi," tulis Mazari.

Baca Juga: Jalan-jalan di Alam Bebas Membantu Anda Tetap Waras Selama Pandemi Corona

Baca Juga: BMKG: Sulawesi Tenggara akan Hadapi Cuaca Eksrem Selama Sepakan, Ini 10 Titiknya

Dalam tweet lanjutannya pada Minggu, 22 November, Mazari menggandakan kecamannya kepada Prancis setelah Kemenlu Prancis menyebut Pakistan melakukan "kebohongan mencolok dengan berideologi kebencian dan kekerasan".

Belakangan, Mazari mengklarifikasi perihal komentarnya tersebut. Dia mengaku, sebelum menunggah postingannya di Twitter, komentarnya itu telah dikoreksi oleh duta besar Prancis untuk Pakistan.

Sebelumnya, pada akhir Oktober lalu, Parlemen Pakistan mengeluarkan resolusi untuk mendesak pemerintah menarik utusannya dari Paris. Mereka  menuduh Macron "menyebarkan kebencian" terhadap Islam lewat penerbitan kartun Nabi Muhammad.

Baca Juga: Ada Bansos BPUM Rp3,5 Juta dari Kemensos, Begini Syarat dan Cara Daftarnya

Setelah majalah satir Charlie Hebdo menerbitkan ulang kartun Nabi pada September lalu, Macron pun tampil dengan gagasan baru. Dia membela sekularisme. Menurutnya, kebebasan berkeyakinan sejalan dengan kebebasan berekspresi, termasuk hak untuk menghujat.***

Editor: Irwan Tehuayo

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x