Pentagon Duga Ada Serangan dari Anggota Militer Pengkhianat Saat Pelantikan Joe Biden

- 19 Januari 2021, 09:29 WIB
Presiden terpilih Joe Biden.
Presiden terpilih Joe Biden. /Instagram.com/@joebiden


PORTALMALUKU.COM -- Joe Biden resmi terpilih sebagai presiden Amerika Serikat usai penghitungan suara electoral college pada akhir tahun lalu.

Politisi Partai Demokrat menang usai mendapat 55 suara elektoral dari wilayah California.

Hasil Pilpres Amerika Serikat 3 November menunjukkan Biden dan pasangannya, Kamala Harris, memenangkan 306 suara electoral college.

Baca Juga: UPDATE: Pajero Sport Baru Versi Thailand Dipasarkan untuk 90 Negara, Indonesia Juga?

Melebihi 270 yang dibutuhkan untuk menang. Sementara Donald Trump mendapat 232 suara.

Joe Biden akan segera resmi menjadi Presiden Amerika Serikat (AS) ke-46 dan masuk menduduki jabatannya di Gedung Putih.

Pelantikan Joe Biden diagendakan bakal dilaksanakan pada Rabu, 20 Januari 2021 di Washington DC, AS.

Meskipun begitu, berbeda dari inagurasi sebelumnya, tahun ini pelantikan Joe Biden penuh dengan persiapan militer.

Ini karena adanya dugaan serangan militer yang akan terjadi pada saat pelantikan dilakukan.

Baca Juga: Akhiri Panceklik, 2 Gol Aubameyang Bawa Arsenal Hancurkan Newcastle 3-0

Dikutip PortalMaluku.com dari Daily Mail, Pentagon mengkhawatirkan adanya serangan dari para anggota militer yang berkhianat pada negara.

Hal itu ditunjukkan oleh adanya satu orang tentara cadangan dengan lisensi pengamanan VIP yang ditangkap karena diduga terlibat dalam penyerbuan Capitol pada 6 Januari lalu.

Selain dia, Pentagon juga masih menyelidiki setidaknya 22 orang anggota atau mantan militer AS yang diduga memiliki keterlibatan dalam penyerbuan yang menewaskan lima orang tersebut.

Dugaan keterlibatan muncul karena para penyerbu Capitol memiliki peralatan yang seharusnya hanya dimiliki oleh para militer saja.

Baca Juga: Arsenal Borong Newcastle United 3-0, Aubameyang Ukir Dua Gol

Seperti pelindung tubuh, headset radio dua arah, dan juga taktik yang matang untuk menghadapi para kepolisian.

Sekretaris Angkatan Darat, Ryan McCarthy menyadari potensi ancaman para pengkhianat saat pelantikan presiden ini.

Ia meminta agar para komandannya mewaspadai masalah dalam barisan tentara sendiri ketika pelantikan terjadi.

"Kami terus melalui proses dan berusaha mengambil pandangan kedua, ketiga, dari setiap individu yang ditugaskan dalam operasi ini," jelas McCarthy.

Baca Juga: Menarik! Empat Personel Berbeda dari Grup Idola K-pop Bintangi Convenience Store Fling

Dia juga menyatakan Angkatan Darat telah dilatih khusus selama tiga jam demi persiapan inaugurasi yang akan dilaksanakan esok hari.

Persiapan tersebut demi memastikan anggota garda mendapatkan teknik tentang cara mengidentifikasi potensi ancaman yang dilakukan dari orang dalam.

Kendati demikian, McCarthy menyatakan pihak mereka hingga kini belum melihat adanya bukti ancaman dan potensi kerusuhan dari dalam pihak militer Amerika Serikat.***

Editor: Yusuf Samanery

Sumber: Daily Mail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah