Hamas Serang Balik, Joe Biden Minta Hentikan: untuk Tidak Memicu Eskalasi Lebih Jauh

- 16 Mei 2021, 15:53 WIB
Joe Biden Presiden Amerika Serikat
Joe Biden Presiden Amerika Serikat /Jurnal Soreang/Fajar Fari/Twitter@whitehouse

PORTALMALUKU.COM -- Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden memita Presedin Palestina, Mahmoud Abbas untuk menghentikan serangan Hamas ke Israel.

Hal itu disampaikan Joe Biden saat dirinya menghubungi Mahmoud Abbas jelang rapat DK PBB pada Sabtu kemarin, 15 Mei 2021.

Permintaan Joe Biden itu, karena menurutnya untuk tidak memicu eskalasi lebih jauh.

Berdasarkan informasi yang disampaikan melalui keterengan pers Gedung Putih, menyebut bahwa kedua pemimpin tersebut memliki kekhawatiran yang sama soal banyaknya korban berjatuhan, termasuk anak-anak, akibat pertempuran yang terjadi.

Seperti diketahui bahwa sejak terjadinya penyerangan Palestina oleh Israel, pihak Hamas turun tangan. Sejumlah rudal menghujani langit Tel Aviv sebagai balasan dari Hamas atas aksi Israel.

Baca Juga: Menhan Israel Sebut Serangan ke Palestina Baru Permulaan, Hamas: Kami Siap Melawan Walau Hanya Lemparan Batu

Dilansir dari laman Bekasi.Pikiran-Rakyat dalam artikel "Joe Biden Hubungi Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Minta Hamas Segera Hentikan Penyerangan Terhadap Israel". Joe Biden juga menegaskan soal kembali komitmennya untuk memperkuat hubungan Amerika dan Palestina.

Tak hanya itu, Joe Biden pun menyinggung keputusan administrasinya baru-baru ini soal melanjutkan bantuan kemanusiaan ke Tepi Barat dan Gaza yang dulu distop oleh mantan Presiden AS sebelumnya, Donald Trump.

Sementara itu, pemerintah Palestina membenarkan adanya percakapan antara Joe Biden dengan Mahmoud Abbas. Mereka menyebutkan bahwa topik pembicaraannya sama dengan yang sudah disampaikan oleh Pemerintah AS.

Namun, Pemerintah Palestina menyebutkan bahwa Joe Biden juga menyatakan kecamannya terhadap upaya Israel menggusur warga di Sheikh Jarrah.

Sebagaimana diketahui bahwa isu konflik di wilayah Sheikh Jarrah lah yang memicu pertempuran saat ini. Sehingga, sejumlah negara pun melakukan aksi protes terhadap aksi Israel terhadap Palestina.

Baca Juga: Kibarkan Bendera RMS di Desa Ulath Saparua, Tiga Orang Ini Dibebani Penjara Seumur Hidup

Per berita ini ditulis, korban jiwa akibat pertempuran Israel dan Palestina terus bertambah. Menurut laporan Reuters terbaru, total ada 149 korban jiwa di Palestina yang 41 di antaranya yakni anak-anak.

Mayoritas korban berada di wilayah Gaza. Sementara itu, Israel baru saja melaporkan ada 10 warga mereka yang meninggal termasuk dua anak-anak.

Berbagai pihak sudah mengupayakan gencatan senjata antara Palestina dan Israel. Salah satunya adalah AS sendiri yang mengirim utusan khusus, Hady Amr, ke Israel pada Jumat lalu untuk mendorong penyelesaian secara diplomatis.

Namun, segala upaya yang ada belum menunjukkan hasil jika tidak ingin dikatakan gagal. Sejumlah pun analis memandang Hamas, yang berperan besar dalam pertempuran Palestina-Israel, sebagai tantangan pada proses de-eskalasi.

Baca Juga: Korban Berjatuhan di Palestina, Jerman: Palestina Tidak Memiliki Hak untuk Membela Diri

Sebab, kebanyakan negara, terutama Barat, tidak memiliki kontak dengan organisasi yang dicap kelompok teroris itu. Di sisi lain, Mahmoud Abbas tidak punya pengaruh besar ke Hamas, bahkan beberapa kali berselisih.

Pada tahun 2007, Partai Fatah yang mengusung Abbas berseteru dengan Hamas. Perseteruan itu berujung pada makin kuatnya pengaruh milisi asal Palestina itu di kawasan Gaza. Pada akhirnya, secara tidak langsung, hal itu berperan besar pada ketegangan saat ini.

"Hamas sepertinya memanfaatkan eskalasi Palestina dan Israel sebagai kesempatan untuk memarginalkan adminsitrasi Abbas. Selain itu, juga untuk membentuk citra mereka lah pelindung warga Palestina," katanya.

Hingga saat ini konflik pun masih terus memanas dan korban jiwa semakin banyak.***(Rinrin Rindawati/Bekasi.pikiran-rakyat).

Editor: M Fauzi Ode

Sumber: Bekasi Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x