Peneliti Siapkan Aplikasi untuk Mendeteksi Covid-19 Lewat Rekaman Suara Batuk

- 1 November 2020, 12:33 WIB
Aplikasi Covid Symptom Tracker Mirror.co.uk
Aplikasi Covid Symptom Tracker Mirror.co.uk /Pikiran Rakyat Depok/.*(foto Pikiran Rakyat Depok)

PORTAMALUKU.CO -- IEEE Open Journal of Engineering in Medicine and Biology, sebuah lembaga riset kesehatan di Amarika Serikat, menerbitakan sebuah studi terbaru tentang cara mengenali jenis batuk orang tanpa gejala yang sudah tertular Covid-19.

Studi  dari Jurnal of Engineering itu terbit sebagai upaya untuk menyikapi situasi di tengah tingginya kasus baru Covid-19 yang berasal dari orang tanpa gejala (OTG).

Orang ini cenderung tidak mencari cara untuk melakukan pengujian status virus. Tanpa sadar, tindakan tersebut dapat menyebarkan infeksi ke orang lain.

Tipe asimtomatik, menurut analisis peneliti, mereka tidak sepenuhnya bebas dari perubahan yang ditimbulkan oleh virus.

Baca Juga: Zidane Puji Gol Perdana Eden Hazard Musim Ini

Dalam sebuah keterangan resmi seperti dikutip kanal berita RRI, menjelaskan bahwa para peneliti akan melaporkan model algoritme {AI} yang membedakan orang tanpa gejala dari orang sehat melalui rekaman batuk paksa.

Data rekaman itu dikirimkan orang secara sukarela melalui browser website, perangkat ponsel, dan laptop.

Dalam percobaan studinya, para peneliti tersebut melatih model itu pada puluhan ribu sampel rekaman batuk, serta kata-kata yang diucapkan para sampel.

Baca Juga: Galaxy S21 Ultra Dalam Proses Produksi

Ketika memasukkan rekaman batuk ke dalam model yang mereka buat, AI secara akurat mengidentifikasi 98,5 persen batuk dari orang yang dipastikan mengidap Covid-19.

Bahkan, kata mereka, termasuk 100 persen batuk dari asimtomatik, yaitu orang yang memiliki gejala, tetapi telah dites positif terkena virus.

Sementara para peneliti sedang melanjutkan temuannya itu tengah bekerja menggabungkan model ke dalam satu aplikasi yang ramah pengguna.

"Ketika FDA disetujui untuk diadopsi dalam skala besar, ini berpotensi menjadi alat penyaringan gratis, nyaman, dan non-invasif untuk mengidentifikasi orang yang cenderung asimtomatik untuk Covid-19," kata peneliti, seperti dikutip RRI, Ahad, 1 November 2020.

Baca Juga: Kredit Konsumtif Bank Maluku Tembus 4,6 Triliun

Seorang pengguna dapat masuk setiap hari, merekam batuk ke telepon mereka, dan langsung mendapatkan informasi tentang apakah mereka mungkin terinfeksi dan setelahnya harus mengonfirmasi melalui tes formal Covid-19.

“Penerapan yang efektif dari alat diagnostik kelompok ini dapat mengurangi penyebaran pandemi jika semua orang menggunakannya sebelum bepergian ke ruang kelas, pabrik, atau restoran,” kata Brian Subirana, ilmuwan peneliti di Laboratorium Auto-ID MIT.

Sebelum pandemi muncul, kelompok penelitian ini juga telah melatih algoritma pada rekaman batuk di ponsel untuk secara akurat mendiagnosis kondisi seperti pneumonia dan asma.

Baca Juga: MUI Serukan Boikot Produk Prancis hingga Desak Pemerintah Tarik Duta RI dari Paris

Dengan cara yang sama, tim MIT sedang mengembangkan model AI untuk menganalisis rekaman batuk paksa untuk melihat apakah mereka dapat mendeteksi tanda-tanda Alzheimer, penyakit yang tidak hanya terkait dengan penurunan memori tetapi juga degradasi neuromuskuler seperti pita suara yang melemah.

Mereka pertama kali melatih algoritma pembelajaran mesin umum, atau jaringan saraf, yang dikenal sebagai ResNet50, untuk membedakan suara yang terkait dengan berbagai tingkat kekuatan pita suara.

Penelitian telah menunjukkan bahwa kualitas suara "mmmm" dapat menjadi indikasi seberapa lemah atau kuat pita suara seseorang.

 Subirana melatih jaringan saraf pada kumpulan data buku audio dengan lebih dari 1.000 jam bicara, untuk memilih kata "mereka" dari kata lain seperti "yang" dan "kemudian".

Editor: Irwan Tehuayo

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah