Obat Covid-19 Tenyata Ada di Dalam Al-Quran, Begini Penjelasannya

- 12 Maret 2021, 18:31 WIB
Membaca AL-Quran di hari Jumat, salah satunya Surat AL-Kahfi.
Membaca AL-Quran di hari Jumat, salah satunya Surat AL-Kahfi. /Pexels/Abdulmeilk


PORTALMALUKU.COM -- Kita Suci Al-Qur'an menjadi petunjuk bagi ummat manusia.

Semua hal yang berkaitan dengan kehidupan terkandung dalam Al-Qur'an. Tidak terkecuali masalah pengobatan.

Guru Besar Bidang Farmasetika Universitas Islam Indonesia (UII) Prof Yandi Syukri menyebut, sejumlah tanaman potensial dapat dikembangkan menjadi obat Covid-19 terkandung dalam Kitab Al Quran.

Baca Juga: Prediksi Leeds vs Chelsea : The Blues Harus Menang Demi Amankan Posisi 4

"Menemukan data ilmiah dari Al Quran belakangan ini meningkat seiring dengan penyelidikan ilmiah modern," kata Prof Ya di Sukri dilansir dari Antara, Jumat 12 Maret 2021.

"Banyak ayat dalam Al Quran yang menjelaskan pentingnya tumbuhan," kata Yandi saat menyampaikan pidato ilmiah dalam Rapat Terbuka Senat Milad Ke-78 UII di Kampus UII, Yogyakarta.

Menurut dia, dari 27 spesies tumbuhan yang disebutkan dalam Al Quran dan Hadits, beberapa diantaranya mudah ditemukan.

Yaitu jinten hitam (habatussauda), madu, bawang putih, kurma, labu, zaitun, adas, delima, anggur, kayu arak atau siwak (untuk sikat gigi), bawang merah, tin, jelay, dan jahe.

Baca Juga: Sikander Suruh Balwant Umumkan Kulfi Sudah Siap Nyanyi, Sinopsis Kulfi, Jumat 12 Maret 2021

Di antara tanaman tersebut yang sangat potensial untuk dikembangkan untuk pengobatan COVID-19 yaitu jahe, serta jinten hitam (habatussauda).

Menurut dia, salah satu studi pemodelan molekul (molecular docking) untuk memprediksi interaksi protein host-virus di lokasi masuknya SARS-CoV-2.

Hasil permodelan itu, menunjukkan efek penghambatan konstituen jahe (Zingiber officinale) sebagai penghambat masuk virus SARS-CoV-2 dengan menggunakan semua protein inang dan asal virus.

Selain itu, jahe merupakan suplemen peningkat kekebalan alami. Jahe juga dapat menjadi bahan penyusun formulasi herbal.

Baca Juga: Terkuak! Sering Melakukan Pelecehan Seksual ke Putrinya, Polisi: Pelecehan Itu Berhenti Saat Korban Haid

Badan POM bahkan telah merekomendasiam jahe sebagai tindakan pencegahan untuk meningkatkan kekebalan tubuh setelah wabah COVID-19.

"Sehingga sebagai penghambat masuk SARS-CoV-2 jahe juga dapat menjadi suplemen yang aman dan andal untuk memitigasi COVID-19 untuk mengurangi infektivitas karena juga memiliki aktivitas antibakteri dan pendorong imunitas," kata dia.

Adapun jintan hitam atau habatussauda, kata dia, memiliki aktivitas antivirus, antioksidan, antiradang, antikoagulan, imunomodulator, bronkodilator, antihistaminik, antitusif, antipiretik, dan analgesik.

"Sehingga ini akan menjadi kandidat herbal potensial untuk mengobati pasien dengan COVID- 19," kata dia.

Baca Juga: PRMN Lahirkan Penguji UKW, Sulistriyono: Aktivasi Ini Akan Mempercepat Uji Kompetensi di Internal PRMN

Saat ini, kata Yandi, pengobatan alami digunakan oleh sekitar 80 persen populasi dunia.

Terutama di negara berkembang untuk perawatan kesehatan primer karena dapat diterima secara budaya, serta kemudahan akses dan keterjangkauan.

"Oleh karena itu, produk alami yang disebutkan dalam Al Quran dan Hadits telah menarik perhatian ahli botani, ahli biokimia, dan farmakognosi, sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut," kata dia.

Baca Juga: Alumnus Program Kartu Prakerja Bisa Dapat Bantuan KUR Rp10 Juta, Cek Informasi Lengkapnya di Sini

Tanaman yang berkhasiat sebagai imunomodulator, kata dia, memainkan peran penting dalam pengobatan infeksi inflamasi, dan imunodefisiensi melalui efeknya pada berbagai sel.

"Mekanisme kerjanya bisa sebagai imunomodulator, imunosupresi, atau imunoadjuvan untuk meningkatkan respons imun spesifik antigen," kata dia.***

Editor: Yusuf Samanery

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x