Baca Juga: Otoritas Hongkong-China Tidak Lagi Akui Paspor BNO, Warga Hongkong Bisa Jadi Penduduk Inggris
“Indonesia mengekspor lebih dari 70 persen besi baja ke Tiongkok. Pada 2020, komoditas besi baja menempati urutan ke-3 pada ekspor nonmigas Indonesia dengan kontribusi sebesar 7 persen atau senilai USD 10,85 miliar,” paparnya.
Sementara dengan AS, Indonesia mendapatkan skema khusus melalui Generalized System of Preference (GSP) yang pemanfaatannya terus meningkat hingga mencapai 15,2 persen pada periode Januari-November 2020.
Selain itu, Lutfi berpendapat, pelantikan Joe Biden menjadi Presiden AS terpilih pada 20 Januari lalu merupakan peristiwa strategis bagi hubungan Indonesia dan AS.
Prospek ekonomi dan perdagangan Indonesia-AS, kata dia akan membaik pada kepemimpinan Joe Biden. Terlebih kebijakannya mendukung hubungan perdagangan yang lebih kondusif serta meningkatkan keterbukaan perdagangan dan investasi.
Baca Juga: UPDATE: Gempa Magnitudo 5,4 Guncang Maluku Tengah, Tidak Berpotensi Tsunami
“Di bawah kepemimpinan Joe Biden di AS saat ini dan di tengah perang dagang yang berlangsung, Indonesia kini menerapkan beberapa kebijakan perdagangan,”katanya.
Dia mengatakan mengoptimalkan pemanfaatan Generalized System of Preferences (GSP) untuk meningkatkan daya saing produk
Pada Januari-November 2020 lalu,kata Lutfi, ekspor Indonesia ke Amerika Serikat naik 3,57 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Hanya saja, ekspor masih didominasi pakaian jadi sebesar 19,4 persen, elektronik sebesar 9,84 persen, dan produk karet sebesar 7,95 persen.