Mengenal Tes Saliva, Metode Baru Deteksi Covid-19 yang Bakal Ganti Swab PCR

- 1 Februari 2021, 13:12 WIB
Salah seorang anggota Sat Resnarkoba Polrestabes Palembang mengikuti tes Saliva.
Salah seorang anggota Sat Resnarkoba Polrestabes Palembang mengikuti tes Saliva. /FIXPALEMBANG/Can

PORTALMALUKU.COM -- Pemerintah berencana mengantikan tes swab dengan tes saliva untuk mendeteksi Virus Covid-19.

Tes COVID-19 dengan metode tes swab PCR hingga kini, dinilai sebagai metode dengan tingkat akurasi yang paling tinggi.

Namun, tes Saliva yang menggunakan sampel air liur dinilai sama baiknya seperti swab hidung dalam mendeteksi virus.

Baca Juga: Pemerintah Rencana Ganti Swab dengan Tes Saliva, Menristek: Saliva Adalah Air Liur

"Dalam rangka mempercepat dan memperluas tes PCR, kami sedang melakukan penelitian untuk mengganti swab dengan saliva".

"Saliva adalah air liur, sedangkan swab itu adalah cairan yang diambil dari belakang hidung kita," ungkap Bambang dalam webinar ILUNI UI, belum lama ini dikutp dari PMJ News.

Ia menjelaskan, pengetesan spesimen dengan metode saliva tidak memakan waktu lama.

Pasalnya, tes ini tak memerlukan ekstraksi atau pemurnian RNA virus, seperti yang selama ini dilakukan dengan metode swab.

Baca Juga: Bahaya Lewatkan Makan Malam Bagi Orang Diet, Malah Bikin Gendut

Di sisi lain, tes saliva juga akan lebih nyaman daripada swab. Seperti diketahui, pengambilan cairan dalam tes swab membuat rasa sakit akibat alat berukuran panjang yang harus masuk hingga nasofaring.

Sementara dalam penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal kedokteran bergengsi JAMA Internal Medicine menyebutkan pengujian berbasis air liur menunjukkan akurasi dalam mendeteksi virus Corona.

Tinjauan data dari 16 studi yang melibatkan 5.900 peserta menyimpulkan sebesar 83 persen tes Saliva akurat mendeteksi virus Covid-19.

Air liur merupakan cairan biologis yang berguna untuk menguji hormon steroid seperti kortisol, materi genetik seperti RNA, protein seperti enzim dan antibodi.

termasuk berbagai zat lain, termasuk metabolit alami, nitrit saliva, penanda biomarker status oksida nitrat.

Baca Juga: Guru Les Matematika Cabuli Siswi SMP, Polisi: Pelaku Melakukan Perbuatan Bejatnya

Tes air liur digunakan untuk menyaring atau mendiagnosis berbagai kondisi dan status penyakit, termasuk penyakit Cushing, anovulasi, HIV, kanker, parasit, hipogonadisme, dan alergi.

Pengujian saliva bahkan telah digunakan oleh pemerintah AS untuk menilai perubahan ritme sirkadian pada astronot sebelum penerbangan dan untuk mengevaluasi profil hormonal tentara yang menjalani pelatihan bertahan hidup militer.

Sampel bisa bertahan hingga 24 jam

Sampel air liur stabil hingga 24 jam bila disimpan dengan kantong es atau pada suhu ruang.

Peneliti mendeteksi tidak ada perbedaan konsentrasi pada saat pengumpulan, delapan jam kemudian atau 24 jam kemudian.

Baca Juga: SINOPSIS Sinetron Ikatan Cinta 1 Februari 2021: Mama Rosa Temui Andin, Al Buka Rahasia

Metode tes saliva sudah dilakukan di sejumlah negara

Sejatinya sejumlah negara telah menggunakan tes saliva sebagai pengujian Covid-19.

Dikutip dari Reuters, Singapura telah menyetujui menggunakan alat tes Covid-19 dari Advanced MedTech Holdings untuk digunakan dalam menguji air liur dari dalam tenggorokan.

Selain Singapura, beberapa negara lain juga sudah menggunakan sampel air liur sebagai alat pendeteksi virus Corona. Di antaranya Hong Kong dan Taiwan

"Pasien hanya perlu mengeluarkan air liur dari dalam tenggorokan dan meludah ke dalam botol spesimen untuk tes," ujar Advanced MedTech.***

Editor: Yusuf Samanery

Sumber: PMJ News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah