Aku Tulis Pamplet Ini oleh W.S. Rendra
Aku tulis pamplet ini karena lembaga pendapat umum ditutupi jaring laba-laba
Orang-orang bicara dalam kasak-kusuk, dan ungkapan diri ditekan menjadi peng – iya – an
Apa yang terpegang hari ini bisa luput besok pagi
Ketidakpastian merajalela.
Di luar kekuasaan kehidupan menjadi teka-teki
Menjadi marabahaya
Menjadi isi kebon binatang
Apabila kritik hanya boleh lewat saluran resmi, maka hidup akan menjadi sayur tanpa garam
Lembaga pendapat umum tidak mengandung pertanyaan.
Tidak mengandung perdebatan
Dan akhirnya menjadi monopoli kekuasaan
Aku tulis pamplet ini karena pamplet bukan tabu bagi penyair
Aku inginkan merpati pos
Aku ingin memainkan bendera-bendera semaphore di tanganku
Aku ingin membuat isyarat asap kaum Indian
Aku tidak melihat alasan kenapa harus diam tertekan dan termangu.
Aku ingin secara wajar kita bertukar kabar.
Duduk berdebat menyatakan setuju dan tidak setuju.
Matahari menyinari air mata yang berderai menjadi api.
Rembulan memberi mimpi pada dendam.
Gelombang angin menyingkapkan keluh kesah yang teronggok bagai sampah
Kegamangan.
Kecurigaan.
Ketakutan.
Kelesuan.
Aku tulis pamplet ini karena kawan dan lawan adalah saudara
Di dalam alam masih ada cahaya.
Matahari yang tenggelam diganti rembulan.
Lalu besok pagi pasti terbit kembali.
Dan di dalam air lumpur kehidupan, aku melihat bagai terkaca: ternyata kita, toh, manusia!
***