Pemerintah tidak akan bisa berbuat banyak tanpa ada dukungan dari para aktivis yang peduli.
Baca Juga: 3 Aktivis RMS di Ambon Divonis 2-3 Tahun Penjara
“Bagaimana pun masyarakat tidak bisa percaya sepenuhnya pada pemerintah tanpa ada tokoh-tokoh yang mengampanyekan bahaya rokok,” ujar Muhadjir.
Dalam hal mendukung pemerintah menaikkan harga rokok, Universitas Indonesia, dan Jaringan Perempuan Peduli Pengendalian Tembakau (JP3T), Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI),
Selanjutnya, Komite Nasional Pengendalian Tembakau, Pusat Kajian Jaminan Sosial (PKJS), mengumpulkan suara publik secara daring untuk mendukung pemerintah menaikkan harga rokok sejak Agustus 2020 lalu.
Baca Juga: Sejumlah Vaksin Mengandung Babi, Pakar: Telah Dilakukan Pencucian Hingga Miliar Kali
Pendataan suara melalui portal pulihkembali.org itu menyatakan 95 persen responden mengharapkan harga rokok yang mahal.***