Cerita Aktris Cher Melawat ke Pakistan Selamatkan Kaavan, si Gaja Paling Sunyi di Dunia

- 28 November 2020, 21:37 WIB
Ilustrasi gajah.
Ilustrasi gajah. /unsplash/Sam Balye

PORTALMALUKU.COM --  Aktris top Amerika Serikat, Cher, tiba di Pakistan. Di sana ia punya satu keinginan: melepaskan Kaavan, seekor gajah Asia asal Sri Lanka berusia 36 tahun. Hewan itu diberi julukan "Gajah paling sunyi di dunia".

Diketahui, para aktivis hak-hak hewan sudah bertahun-tahun memperjuangkan gajah itu untuk bebas sebelum dipindahkan ke tempat perlindungan di Kamboja.

Kaavan sudah menghabiskan hampir seumur hidupnya di Kebun Binatang Islamabad. Binatang itu sepi, tanpa teman. Kaavan telah kehilangan pasangannya sejak 2012 silam. Para pejuang hak-hak hewan telah berkampanye untuk si Asia itu diselamatkan dari kondisinya yang suram.

Kaavan mempunyai masalah berat badan yang berlebihan dan kekurangan zat, selain turut mengalami masalah tingkah laku. Ia akan berangkat ke sebuah pusat perlindungan di Kemboja pada Ahad.

Baca Juga: Habib Rizieq Minta Merahasiakan Hasil Tes Swabnya, Ada Apa ya?

Baca Juga: Berikut Link Live Streaming Man City vs Burnley Malam Ini

Sejak 2016, Cher telah memberi komentarnya supaya hawan itu diberi penempatan ke lokasi yang lebih baik. Cher menulis cuitan berisi terima kasihnya kepada Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan, karena mengizinkannua membawa Kaavan.

"Karena Memungkinkan saya membawa Kaavan ke Kamboja," tulis Cher setelah bertemu Imran Khan, Jumat, 27 November 2020, dikutip Antara, Sabtu, 28 November 2020.

Pemerintah Pakistan berterima kasih kepada Cher karena telah menaruh empati kepasa nasib Kaavan. Imran Khan pun mengundang Legenda Pop itu untuk berpartisipasi lebih jauh dalam prakarsa lingkungan di Pakistan.

Untuk diketahui, Kaavan segera akan diterbangkan ke Siem Reap, Kamboja. Dia telah dilatih oleh spesialis internasional dari organisasi penyelamat Four Paws untuk proses adaptasi kandang dan suara bising, sebelum diterbangkan selama 10 jam.

Cher menganggap pembebasan Kavaan dari jeratan rantai dan keterpurukannya adalah momen terbesar dalam hidupnya.

Baca Juga: Sedang Berlangsung, Ini Link Live Streaming Brighton vs Liverpool

"Kami baru saja mendengar putusan dari Pengadilan Tinggi Pakistan bahwa Kaavan dibebaskan secara gratis. Ini momen terbesar dalam hidup saya," ucap Cher, bersemangat.

Pengadilan Tinggi Islamabad telah memerintahkan pejabat margasatwa liar agar segera berkonsultasi dengan Sri Lanka untuk menemukan tempat perlindungan Kaavan dalam waktu 30 hari. 

Sebelumnya, Kaavan dikabarkan telah dirantai. Mendengar itu, banyak orang menunjukan empati dan melancarkan protes. Mereka marah  atas perlakuan buruk terhadap Kaavan. Gajah Asia asal Sri Lanka itu telah mendunia beberapa tahun lalu.

Baca Juga: FPI: Jangan Terlalu Sibuk dengan Isu Spanduk, Jangan Lupa dengan RUU Cilaka

Aksi solidaritas pembelaan terhadap Kaavan mencuat. 200.000 orang membubuhkan tanda tangan, setelah mengetathui nasib si Kaavan di Kebun Binatang Islamabad tepat di sebuah hutan Ibu Kota Pakistan.

Seorang petugas kebun binatang Pakista mengaku pihaknya tak lagi merantai Kaavan. Menurutnya, hewan itu hanya membutuhkan pasangan baru. Seperti diketahui, Kaavan telah kehilangan pasangannya pada  2012 lalu.

Sejumlah ahli hewan, sebelumnya, mengatakan bahwa tanpa habitat yang lebih baik, masa depan Kaavan suram, bahkan meski diberi pasangan baru.

Perilakunya, kata Ahli itu, termasuk tanda-tanda kesusahan. Menurutnya, hal itu bisa dilihat dari cara Kaavan menganggukkan kepalanya, berulang kali. Tingkah tersebut menunjukkan ada sejenis "penyakit mental", kata Safwan Shahab Ahmad dari Pakistan Wildlife Foundation kepada seperti dikutip AFP, 2016.

Baca Juga: Ayo, Daftar! Tim Kartu Prakerja Buka Lomba Buat Vlog Berhadiah Rp40 Juta, Penutupan 6 Desember 2020

Sejumlah aktivis mengatakan gajah itu tidak memiliki perlindungan yang cukup dari suhu musim panas di Islamabad, yang bisa naik hingga di atas 40 derajat Celcius.

Menurut Dana Margasatwa Dunia, gajah Asia dapat berkeliaran ribuan kilometer melalui hutan tropis dan subtropis yang dalam.

Sebaliknya, kandang Kaavan yang berukuran 90 kali 140 meter, hampir tidak memiliki dedaunan dan hanya disediakan naungan terbatas.

Kaavan berumur satu tahun ketika dibawah dari Sri Lanka ke Pakistan pada 1985. Watak liar Kaavan yang tampak agresif, telah menghawatirkan keselamatan petugas kebun setempat. Kaavan pun dirantai sementata pada tahun 2002.

Namun pada tahun yang sama si Kaavan dibebaskan dari lilitan rantai setelah petugas diprotes sejumlah aktivis hewan.
Temannya Saheli, yang juga tiba dari Sri Lanka pada tahun 1990, meninggal pada tahun 2012. Pada 2015, diketahui bahwa Kaavan--sekali lagi-- dirantai selama beberapa jam.

Baca Juga: Presiden Iran Tuding Israel sebagai Pembunuh Mohsen Fakhrizadeh

Prihatin dengan kondisi si Kaavan, puluhan orang menandatangani menggelar aksi protes. Mereka mengirimkan petisi ke pihak otoritas kebun binatang dan Perdana Menteri Pakistan, waktu itu masih dijabat Nawaz Sharif.

Petisi kedua diedarkan pada tahun 2016. Tahun itu mereka mendapatkan 200 ribu dukungan dari pecinta hewan di seluruh dunia. Mereka menuntut pembebasan Kaavan ke tempat perlindungan.

Cher, yang selama bertahun-tahun telah berbicara tentang penderitaan Kaavan, men-tweet terima kasihnya kepada pemerintah Pakistan.

"Sangat emosional bagi kami," cuit Cher melukiskan suasana hatinya setelah pemerintah Pakistan mengizinkan untuk membebaskan si hewan berjuluk "Gaja tersunyi di dunia itu.

Editor: Irwan Tehuayo

Sumber: AFP Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x