Pelantikan Joe Biden Tidak Akan Berjalan Damai Sebab Hal Ini

- 19 Januari 2021, 09:54 WIB
ILUSTRASI selongsong atau proyektil dari senjata api* /PIXABAY
ILUSTRASI selongsong atau proyektil dari senjata api* /PIXABAY /


PORTALMALUKU.COM -- Joe Biden resmi terpilih sebagai presiden Amerika Serikat usai penghitungan suara electoral college pada akhir tahun lalu.

Hasil Pilpres Amerika Serikat 3 November 2020 menunjukkan Biden dan Kamala Harris, memenangkan 306 suara electoral college. Sementara Donald Trump mendapat 232 suara.

Joe Biden akan segera resmi menjadi Presiden Amerika Serikat (AS) ke-46 dan masuk menduduki jabatannya di Gedung Putih.

Baca Juga: Pentagon Duga Ada Serangan dari Anggota Militer Pengkhianat Saat Pelantikan Joe Biden

Pelantikan Joe Biden diagendakan bakal dilaksanakan pada Rabu, 20 Januari 2021 di Washington DC, AS.

Jelang pelantikan Joe Biden, penjualan senjata api di seluruh Amerika Serikat dilaporkan meningkat tajam.

Menurut salah satu pemilik toko senjata api diAS, mereka bahkan kewalahan untuk memenuhi permintaan konsumen karena amunisi dan senjata api laris terjual.

Atas fenomena melonjaknya penjualan senjata api ini, Amerika Serikat mulai memprioritaskan masalah keamanan.

Bahkan, sebagian besar media internasional justru memprediksi prosesi pelantikan Joe Biden sebagai Presiden Terpilih AS tidak akan berjalan damai.

Baca Juga: UPDATE: Pajero Sport Baru Versi Thailand Dipasarkan untuk 90 Negara, Indonesia Juga?

Sebagaimana diberitakan Pikiranrakyat-Depok.com dalam artikel "Jelang Pelantikan Joe Biden, Penjualan Senjata Api Laku Keras di Amerika Serikat", untuk mengendalikan situasi dan mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, selama beberapa hari ke depan lebih dari 6.200 anggota Garda Nasional telah dikerahkan ke Washington D.C.

Dikutip dari The Vocket, berdasarkan laporan, empat hingga lima bulan terakhir, sebanyak 18 juta orang membeli senjata api.

Seorang pemilik toko senjata Topeka Floyd McMillin merasa lonjakan penjualan senjata api adalah hasil dari ketidakpercayaan orang-orang terhadap pemerintah.

Dia bahkan menyebut industri senjata menghasilkan pendapatan yang besar dari warga AS karena peristiwa itu.

"Anda harus sadar bahwa industri senjata apiitu sendiri, menghasilkan pendapatan miliaran dolar untuk Amerika Serikat," ujarnya.

Baca Juga: Akhiri Panceklik, 2 Gol Aubameyang Bawa Arsenal Hancurkan Newcastle 3-0

Dia juga mengatakan bahwa toko senjatanya telah menjual lebih dari 50.000 senjata baru kepada warga AS pada Sabtu lalu.

Sementara itu, FBI menerima informasi bahwa protes bersenjata telah direncanakan di seluruh 50 negara bagian AS dalam beberapa hari mendatang.

Melalui dokumen yang diperoleh dari FBI, protes bersenjata sedang direncanakan di 50 ibu kota dari 16 Januari hingga setidaknya 20 Januari dan di US Capitol dari 17 Januari hingga 20 Januari.

"Mereka telah memperingatkan bahwa jika Kongres berusaha menghilangkan POTUS melalui Amandemen ke-25, pemberontakan besar akan terjadi," kata FBI.

Dokumen itu juga menyebut bahwa terdapat rencana sebuah kelompok yang berencana untuk menyerbu pengadilan, gedung pengadilan lokal dan federal, serta gedung administrasi jika Trump dicopot dari jabatannya sebelum 20 Januari.

Baca Juga: Menarik! Empat Personel Berbeda dari Grup Idola K-pop Bintangi Convenience Store Fling

Ancaman juga dilaporkan akan lebih besar lagi terhadap Capitol, bahwa mereka akan menutup jalan, toilet, tempat parkir, dan fasilitas lainnya di National Mall dan Memorial Park.

Usai adanya laporan FBI itu, beberapa waktu lalu, seorang pengunjuk rasa yang mengenakan perlengkapan militer meminta semua orang untuk bersatu melawan Pemerintah AS.

Ia memperingatkan bahwa perang saudara akan pecah jika pemerintah AS terus menindas rakyatnya.

"Ini adalah kesempatan terakhir kami untuk menghindari pemerintahan tirani atau perang saudara berdarah dan sia-sia di antara orang Amerika, yang tidak memiliki banyak perbedaan satu sama lain dan memiliki lebih banyak kesamaan," kata dia.

"Pesan kami kepada pemerintah adalah kami datang dengan damai. Kami tidak berniat melakukan kekerasan, tetapi saya mengimbau kalian dengan air mata dan suara saya, jika pemerintah terus menindas rakyat Amerika, kami akan bertindak rasional lagi," ujar dia.***(Yunita Amelia Rahma/Pikiranrakyat-Depok.com)

Editor: Yusuf Samanery

Sumber: Depok.pikiran-rakyat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah