Atraksi akan dimulai dengan aba-aba dari suara suling atau peluit. Setelah itu, para peserta akan saling memukul secara bergantian. Bekas sabetan lidi akan terlihat jelas pada tubuh mereka.
Baca Juga: Banjir, Warga Elnusa SBT Harus Menyebrang Sungai Tunsa Tanpa Jembatan: Nyawa Jadi Taruhan
Setelah atraksi selesai, luka-luka akan diobati dengan getah pohon jarak. Ada juga yang diobati dengan olesan minyak nyualaing matehu (minyak Mamala) yang mujarab untuk mengobati patah tulang dan luka memar.
Meski mendapatkan pukulan lidi yang menyakitkan, tak ada dendam di antara para peserta. Atraksi ini justru mempererat tali persaudaraan di antara pemuda dari dua desa yang berbeda.
Keunikan tradisi ini menarik banyak wisatawan asing dan lokal untuk berkunjung.
Untuk membuat suasana lebih semarak, atraksi Pukul Manyapu ini juga diramaikan dengan permainan rebana, karnaval budaya, dan pertunjukan kesenian tari lokal serta teater pada malam harinya sebelum acara pukul sapu.***