Konflik Tragis Warga Tamilouw dan Polisi: 18 Warga Tertembak Peluru Karet, Ada Korban Seorang Nenek

- 8 Desember 2021, 01:46 WIB
Anggota Brimob tembak warga sipil di Maluku Tengah, begini kronologinya.
Anggota Brimob tembak warga sipil di Maluku Tengah, begini kronologinya. /Instagram.com @gejayanmemanggil/Portalbangkabelitung.com

Janji Polda dan Peluru Karet

Pasca-insiden penembakan itu, Wakil Kepala Polisi Daerah (Wakapolda) Maluku, Brigjen. Pol. Jan Leonard de Fretes, langsung menurunkan tim Propam ke Negeri Tamilouw. Tujuannya melakukan pemeriksaan terkait penembakan yang melukai belasan warga tersebut.

"Tim Propam Polda sudah diturunkan ke TKP untuk menyelidik apakah langkah yang dilakukan anggota kami sudah sesuai prosedur dan koridor atau belum," kata Roem Ohoirat.

Dia menyatakan, jika dalam pemeriksaan ditemukan ada anggota polisi yang bertindak tak sesuai, maka langsung akan ditindak. Sebaliknya, kata dia, jika setiap langkah yang diambil aparat sesuai prosedur, maka tak bisa meyalahkan tindakan personelnya di lapangan.

"Nanti hasil pemersiksaan akan kami sampaikan secara terang-benderang. Percayakan saja pada kami, yang benar kami akan nyatakan bahwa benar. Anggota yang salah tak mungkin kami membela mereka," ujar dia.

Ohoirat juga mengkalim bahwa sempat mengontak salah satu tokoh di Tamilouw untuk mengonfirmasi perihal insiden yang terjadi. Dari laporan yang diterimanya menyebut bahwa ada warga yang berusaha merampas senjata api milik aparat.

"Baik senjata genggam maupun senjata bahu dan terjadi tarik-menarik, sehingga ada yang keluarkan tembakan,"kata dia.

Ohoirat menyatakan aparat yang diturunkan ke Tamilouw untuk aksi penangkapan paksa itu dilengkapi peluru tajam. Dia mengklaim bahwa polisi  hanya dibekali peluru karet.

“Semuanya peluru karet, tidak ada peluru tajam. Sebab sebelum berangkat semua (polisi) sudah diperiksa, kemudian sudah di-APP (arahan pimpinan pasukan--sebelum bertugas)," ucapnya.

Motif penolakan terhadap penangkapan yang dilakukan Polri, kata Ohoirat, yaitu para ibu-ibu dan anak remaja disuruh berada dibarisan paling depan. Sementara massa para lelaki dewasa dari barisan belakang dengan melakukan pelemparan dan pemukulan terhadap aparat.

Halaman:

Editor: Irwan Tehuayo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah