Antara AS-Tingkok Soal Keuntungan Indonesia dalam Perdagangan, Ini Kata Mendag Lutfi

31 Januari 2021, 20:58 WIB
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi. /Humas Kemendag

PORTALMALUKU.COM — Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi, mengatakan Indonesia akan terus jalin hubungan kerjasama terkait perdagangan dengan dua negara.

Negara yang dimaksud Lutfi yaitu Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok.

Dikabarkan dua negara ini sedang menunjukkan kekuatan militer akibat perang dagang. Hingga saat ini masih panas-panasnya.

Baca Juga: Lirik Lagu Ambon Mana Janji - Mitha Talahatu

Lutfi menjelaskan, Indonesia mempunyai mitra strategis dalam perdagangan dengan dua negara itu walaupun sedang berlangsungnya Covid-19.

Dikutip dari Mediapakuan dengan judul “AS atau Tiongkok! Mana Yang Untungkan Indonesia? Ini Kata Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi”.

“Indonesia akan terus menjalin hubungan bilateral dengan kedua negara tersebut,” ujar Lutfi, dikutip dari Mediapakuan, Minggu, 31 Januari 2021.

Baca Juga: Bantah Denny Cagur Terjun ke Dunia Politik, Deddy Corbuzier: Lu Kan Masih Laku Bro

Menurut Lutfi, AS dan Tiongkok berperan besar terhadap kinerja perdagangan Indonesia, dan sebaliknya Indonesia merupakan negara yang penting di bidang perdagangan bagi keduanya.

“Indonesia tetap menjalin hubungan baik dengan AS dan Tiongkok serta menjadi mitra yang solid di masa pandemi ini, meskipun terjadi perang dagang di antara kedua negara tersebut,” tutur Lutfi.

Ia menjelaskan, dengan Tiongkok hubungan kerja sama perdagangan dan investasi Indonesia terjalin melalui skema ASEAN-China Free Trade Agreement (ACFTA) dan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).

Baca Juga: Tidak Semuanya Harus Jujur, Ketahui 5 Hal Ini yang Harus Dirahasiakan dari Pacar

Bahkan, kata Mendag fasilitasi perdagangan untuk pemanfaatan ACFTA cukup meningkat pesat selama beberapa tahun terakhir ini.

Pada periode Januari-November 2020, ekspor Indonesia ke Tiongkok naik sebesar 10,96 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

“Ekspor masih didominasi besi dan baja sebesar 23,7 persen, mineral sebesar 21,48 persen, dan minyak kelapa sawit 10,63 persen,” kata Lutfi.

Baca Juga: Mencegah Pendompleng Iklan, Facebook Rencana Kembangkan Alat Pengecualian Topik

Kondisi ini, kata Lutfi enunjukkan ekspor Indonesia ke Tiongkok menunjukkan tren peningkatan yang luar biasa selama pandemi Covid-19.

Impor Indonesia dari Tiongkok pada periode Januari—November 2020 turun sebesar 13,81 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Impor masih didominasi elektronik sebesar

23,51 persen dan disusul mesin sebesar 22,85 persen, dan produk plastik sebesar 4,01 persen.

Baca Juga: Otoritas Hongkong-China Tidak Lagi Akui Paspor BNO, Warga Hongkong Bisa Jadi Penduduk Inggris

“Indonesia mengekspor lebih dari 70 persen besi baja ke Tiongkok. Pada 2020, komoditas besi baja menempati urutan ke-3 pada ekspor nonmigas Indonesia dengan kontribusi sebesar 7 persen atau senilai USD 10,85 miliar,” paparnya.

Sementara dengan AS, Indonesia mendapatkan skema khusus melalui Generalized System of Preference (GSP) yang pemanfaatannya terus meningkat hingga mencapai 15,2 persen pada periode Januari-November 2020.

Selain itu, Lutfi berpendapat, pelantikan Joe Biden menjadi Presiden AS terpilih pada 20 Januari lalu merupakan peristiwa strategis bagi hubungan Indonesia dan AS.

Prospek ekonomi dan perdagangan Indonesia-AS, kata dia akan membaik pada kepemimpinan Joe Biden. Terlebih kebijakannya mendukung hubungan perdagangan yang lebih kondusif serta meningkatkan keterbukaan perdagangan dan investasi.

Baca Juga: UPDATE: Gempa Magnitudo 5,4 Guncang Maluku Tengah, Tidak Berpotensi Tsunami

“Di bawah kepemimpinan Joe Biden di AS saat ini dan di tengah perang dagang yang berlangsung, Indonesia kini menerapkan beberapa kebijakan perdagangan,”katanya.

Dia mengatakan mengoptimalkan pemanfaatan Generalized System of Preferences (GSP) untuk meningkatkan daya saing produk

Pada Januari-November 2020 lalu,kata Lutfi, ekspor Indonesia ke Amerika Serikat naik 3,57 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Hanya saja, ekspor masih didominasi pakaian jadi sebesar 19,4 persen, elektronik sebesar 9,84 persen, dan produk karet sebesar 7,95 persen.

Baca Juga: Pajak Pulsa Untuk Sederhanakan PPn dan PPh, Begini Penjelasan Sri Mulyani

“Ekspor Indonesia ke Amerika Serikat menunjukkan adanya peningkatan selama pandemi Covid-19,” tandasnya.

Sedangkan, lanjut Lutfi, impor Indonesia dari AS pada periode Januari-November 2020 turun sebesar 8,91 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Impor masih didominasi oleh bahan galian 12,74 persen, disusul mesin 12,23 persen, dan benih minyak 10,95 persen.

Lutfi menyebut, Indonesia di pasar AS, memperluas pasar nontradisional, dan menciptakan iklim investasi yang lebih baik untuk AS dan Tiongkok, termasuk fasilitasi perdagangan dan integrasi regional.

“Total perdagangan AS dan Tiongkok mencakup lebih dari 30 persen total perdagangan Indonesia di tahun 2020. Hubungan Indonesia dengan kedua negara ini diharapkan tetap berjalan baik dan semakin berkembang,” pungkasnya. ***(Ahmad R/Mediapakuan).

Editor: M Fauzi Ode

Sumber: Media Pakuan

Tags

Terkini

Terpopuler