Soal Isu Islam Radikal, Cak Nun: yang Radikal Itu Pemerintah

- 26 November 2020, 15:51 WIB
Emha Ainun Nazib (Cak Nun)/Istimewa
Emha Ainun Nazib (Cak Nun)/Istimewa /Arahkata.com

Meneruskan hal tersebut, Cak Nun menyebut bisa menjatuhkan Soeharto dan kemudian bisa saja menjatuhkan siapapun yang ada di Jakarta kalau dia mau.

Namun semuanya tidak beliau lakukan karena telah bertemu dengan rakyat yang penuh rasa syukur, penuh perdamaian, penuh kerukunan setiap hari, setiap malam dan dimana-mana.

Baca Juga: Setiap KK Dapat  Bansos BST Rp300 Ribu hingga Desember, Ayo, Cek Nama di dtks.kemensos.go.id

“Bila bukan karena aku bersyukur dan cinta padamu, saya menjatuhkan Suharto dan bisa menjatuhkan siapa saja di Jakarta kalau saya mau, tapi saya tidak melakukan semuanya karena saya bertemu dengan rakyat yang penuh rasa syukur, penuh perdamaian, penuh kerukunan setiap hari, setiap malam dimana-mana,” ucapnya.

Maka dari itu, ia menegaskan kembali jangan pernah mencurigai dan menjelakan islam, tidak ada radikal kok dibilang radikal.

“Jadi kalau seperti itu kamu jangan sampai menjelek-jelekan islam, asal islam kok dicurigai terus, tidak ada radikal kok dibilang radikal di Mojokerto, tidak ada disini ini pak, tidak ada… tidak ada…,“ ujarnya.

Baca Juga: Ternyata Sebelum Copot Baliho Rizieq, Pangdam Jaya Pernah Ketemu Petinggi FPI, Ini yang Dibicarakan

“Yang radikal itu pemerintah, memaksakan pendapatnya terus-menerus, bila saya teruskan, saya mau berdebat Nasional tentang ini," imbuhnya kembali.

Dia juga menjelaskan, Kata radikal itu ciptaan politik kanan di Amerika yang kemudian diteruskan oleh China.

"Kata radikal itu ciptaan politik kanan di Amerika, dan sekarang diteruskan oleh cina, karena mereka mersa terancam, bila islam ini bisa sungguh menguasai dunia maka semua orang tidak bisa tindas, semua orang tidak bisa diinjak-injak seperti ini,” ujarnya kembali.

Halaman:

Editor: M Fauzi Ode

Sumber: jurnalpresisi.pikiran-rakyat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x