Tega! Miliuner Kanada Curi Vaksin Milik Suku Pedalaman

- 26 Januari 2021, 11:47 WIB
Ilustrasi vaksinasi Covid-19
Ilustrasi vaksinasi Covid-19 /Pixabay/Alexandra_Koch


PORTALMALUKU.COM -- Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 mulai berjalan di sejumlah negara.

Namun, proses vaksinasi yang berlangsung dalam beberapa tahap membuat pasangan suami istri asal kanada ini nekad mencuri vaksin milik suku pedalaman di Alaska.

Pasangan suami istri itu adalah miliuner asal kanada yang merupakan mantan kepala perusahaan kasino, Rodney Baker dan Ekaterina Baker.

Baca Juga: Tiru Amerika, Malaysia Rencana Bangun Tembok di Perbatasan Demi Kurangi Imigran Gelap Indonesia

Akibat ulah tersebut, keduanya terancam kena denda dan hukuman penjara usai ketahuan terbang ke Alaska untuk mendapatkan vaksin Covid-19.

Vaksin Covid-19 yang didapatkan Rodney dan Ekaterina Baker merupakan jatah suku pedalaman setempat.

Suku-suku terpencil di Alaska sangat rentan jika terpapar virus corona sehingga diprioritaskan untuk menerima vaksin Covid-19.

Rodney dan Ekaterina Baker yang khawatir tak dapat vaksin Covid-19 periode pertama kemudian menyewa pesawat jet pribadi untuk terbang ke Alaska mengambil jatah vaksinasi suku pedalaman yang rentan terpapar virus corona.

Baca Juga: Presiden Jokowi Rencana Melantik Listyo Sigit Prabowo sebagai Kapolri Rabu Besok

Dikutip dari Pikiran-Rakyat.com dalam artikel "Terbang ke Alaska demi 'Curi' Jatah Vaksin Covid-19 Suku Pedalaman, Miliuner Kanada Terancam Dipenjara" keduanya terbang menggunakan pesawat jet pribadi ke Beaver Creek, sebuah kota berpenduduk 100 orang di wilayah Yukon, Kanada.

Di sana, terdapat satu tim vaksinasi keliling yang akan menyuntikkan vaksin Covid-19Moderna kepada penduduk setempat.

Orang-orang yang diprioritaskan untuk menerima suntikan vaksin Covid-19 pertama ialah penduduk lansia dari suku White River First Nation.

Menurut Yukon News, Rodney dan Ekaterina Baker mendapatkan vaksin Covid-19 dengan cara berpura-pura menjadi pekerja di hotel setempat.

Mereka datang ke klinik keliling dan akhirnya disuntik vaksin Covid-19. Rodney dan Ekaterina baru ketahuan berbohong saat akan berangkat ke bandara.

Baca Juga: Berikut 5 Arti Tahi Lalat: Mulai dari Jodoh Hingga Kesuksesan, Simak!

Pihak hotel mengonfirmasi keduanya bukanlah pekerja di tempat mereka. Usai mengetahui kebenarannya, tim vaksinasi keliling segera menelpon pihak berwajib untuk menangkap keduanya.

Pihak berwajib pun mencari Rodney dan Ekaterina di lokasi karantina mereka di Whitehorse.

Sayang, mereka berdua telah pergi. Keduanya ditemukan berada di bandara, sedang bersiap untuk pulang ke Vancouver.

Mereka berdua akhirnya dikenakan denda pekan lalu karena telah melanggar protokol kesehatan Covid-19 di wilayah Yukon, Kanada.

"Secara efektif, apa yang mereka lakukan membahayakan komunitas kami dan tim isolasi kami," kata Menteri Pelayanan Komunitas Yukon, John Streicker kepada CBS News.

Baca Juga: ACT Maluku Gandeng 13 Komunitas Motor di Ambon Peduli Bencana Sulbar-Kalsel

"Saya benar-benar marah terhadap semua hal terkait dengan masalah itu," ujarnya menambahkan.

Suku White River First Nation dipilih untuk menjadi yang pertama divaksinasi karena terdiri atas banyak lansia. Lansia sangat rentan meninggal dunia setelah terpapar virus corona Covid-19.

"Kami sangat prihatin dengan aksi individu yang membahayakan tetua kami dan orang-orang rentan dengan melanggar aturan demi kepentingan pribadi," kata Kepala White River, Angela Demit.

Rodney dan Ekaterina Baker dijerat UU Tindakan Darurat Sipil Yukon dengan denda maksimal 500 Dolar Kanada (Rp5 juta) ditambah denda tambahan sebesar 75 Dolar Kanada (Rp825.858), penjara enam bulan, atau keduanya.

Baca Juga: Kalahkan Valencia 3-1, Atletico Madrid Berhasil Kokoh di Puncak Klasemen

Angela Demit menyebut hukuman tersebut 'terlalu ringan' mengingat 'potensi efek yang mematikan bagi komunitas kami' atas tindakan mereka berdua.

Rodney Baker sendiri baru keluar dari perusahaan kasino Great Canadian Gaming Corporation pada Minggu 24 Januari 2021.

Uang yang dimiliki Rodney pun bukan main banyaknya. Kompensasi tahunan yang didapatkan Rodney tahun 2019 mencapai 10,6 juta dilar Kanada (Rp116 miliar).

Baca Juga: Anda Sering Resah? Berikut 11 Cara Menenangkan Pikiran dan Hati

Kejadian ini bukan pelanggaran pertama bagi Rodney dan Ekaterina. Keduanya pernah melanggar protokol kesehatan Covid-19 pada Maret 2020.

Rodney dan Ekaterina berkendara dari Quebec ke Whitehorse sejauh 5.000 kilometer, kemudian terbang ke Old Crow, sebuah desa berpenduduk 250 orang yang hanya bisa diakses melalui udara.

Keduanya dikeluarkan dari Old Crow sambil dijaga oleh sejumlah anggota kepolisian.***

Editor: Yusuf Samanery

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x