Dua Pelajar SMAN 1 Bandung Barat Ciptakan Aplikasi Anti Depresi, Begini Cara Kerjanya

- 11 Desember 2020, 15:14 WIB
Pelajar di SMA Negeri 1 Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, berhasil menciptakan aplikasi kesehatan mental yang dapat membantu mengurangi risiko depresi yang diberi nama Plong.  Aplikasi tersebut dibuat oleh Farhan Mandito Wirarachman dan Ananda Safira Choirunissa dan mejadi pembuktian inovasi pelajar di Jabar ditengah pandemi COVID-19. (Dok Humas Disdik Jabar)
Pelajar di SMA Negeri 1 Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, berhasil menciptakan aplikasi kesehatan mental yang dapat membantu mengurangi risiko depresi yang diberi nama Plong.  Aplikasi tersebut dibuat oleh Farhan Mandito Wirarachman dan Ananda Safira Choirunissa dan mejadi pembuktian inovasi pelajar di Jabar ditengah pandemi COVID-19. (Dok Humas Disdik Jabar) /Dok Humas Disdik Jabar/Antara

PORTALMALUKU.COM -- Pelajar SMA Negeri 1 Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, berhasil menciptakan aplikasi kesehatan mental yang diberi nama "Plong". Aplikasi ini dikalim bisa membantu mengurangi risiko depresi manusia.

Plong dibuat oleh Farhan Mandito Wirarachman dan Ananda Safira Choirunissa dan menjadi pembuktian inovasi pelajar di Jabar di tengah pandemi COVID-19.

Dengan inovasi kedua pelajar ini, mereka pun dianugerahi medali perak dalam Festival Inovasi dan Kewirausahaan Siswa Indonesia (FIKSI) Tahun 2020 di bidang game dan aplikasi.

Baca Juga: Sudah Buka Prapemesanan, iPhone 12 dan 12 Pro akan Hadir di Indonesia Lewat Erajaya Group

Baca Juga: Terkuak, Mengintip Syarat dan Tugas para Laskar FPI: Ada Penting, Umum, hingga Khusus

"Aplikasi tersebut hadir setelah melihat salah satu teman sekolahnya yang mengidap gangguan mental sehingga sulit untuk melakukan komunikasi," kata Ananda Safira, Jumat, 11 Desember 2020, seperti dikutip Antara.

Pengalaman itu, lanjut Ananda, ikut mendorong ia dan Farhan untuk berinovasi di dunia teknologi dengan menghadirkan aplikasi Plong.

"Awalnya itu, Plong terinspirasi pada temannya, founder kami ada yang mengidap gangguan mental. Kami memunculkan solusi dengan adanya aplikasi Plong, aplikasi kesehatan mental berbasis android dan ios," ucap Ananda.

Ananda mengaku awalnya kesulitan untuk membuat aplikasi tersebut di tengah pandemi COVID-19. Alasannya kegiatan belajar mengajar digar secara daring. Kondisi itu membuat mereka kesulitan bertemu untuk bertukar pikiran membahas usaha mereka.

Baca Juga: Ada BLT Modal Usaha Rp3,5 Juta dari Kemensos, Segera Login dan Cek Nama Anda di dtks.kemensos.go.id

"Itu karena kami membuatnya di tegah pandemi, sulit untuk komunikasi, sulit untuk menyatukan pemikiran. Tapi setelah ada kelonggaran, kita bertemu dan bertukar pikiran, tapi tentu kita juga terapkan protokol kesehatan," kata dia.

Pembuatan aplikasi tersebut, kata Ananda, membutuhkan waktu sekitar tiga bulan, mulai dari membuat konsep hingga menerjemahkannya ke visual sejak Juli 2020. Kini aplikasi tersebut telah memasuki tahap penyempurnaan untuk bisa digunakan masyarakat menggunakan android.

"Dan di sinilah aplikasi Plong diharapkan bisa menangani mereka yang gangguan mental dengan cara efektif karena menggunakan HP jadi bisa diakses dimana pun dan kapan pun," katanya.

Aplikasi tersebut memiliki beberapa fitur di antaranya mulai dari konseling, meditasi, relaksasi, jurnal bersyukur serta artikel kesehatan mental.

Baca Juga: Duit Cair hingga Desember, Ini Cara Cek Pencairan Dana BLT UMKM Rp2.4 Juta di eform.bri.co.id/bupm

Bahkan pihak sekolah yang memberikan dukungan penuh atas karya pelajar tersebut melakukan kerjasama dengan tenaga medis dari Rumah Sakit Jiwa Cisarua, Kabupaten Bandung Barat.

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Dedi Supandi, mengatakan lahirnya inovasi tersebut menjadi pelajaran berharga di tengah masa pandemi COVID-19 dengan dibatasinya berbagai aktivitas termasuk KBM tatap muka.

"Informasi dan telekomunikasi bukan lagi menjadi sebuah tawaran tapi itu sudah menjadi kebutuhan. Dengan pandemi ini kita berharap pola pembelajaran itu dengan status-status bahwa pembelajaran itu tidak harus berbicara dengan daring, tapi bagaimana menyampaikan pola kemampuan atau pengetahuan yang didapatkan dalam konteks yang faktual," ujar Dedi.

Editor: Irwan Tehuayo

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x