"COVID-19 dapat menyebabkan peradangan di otak. Hal ini dapat memengaruhi kemampuan neuron di otak untuk berkomunikasi satu sama lain sehingga menghasilkan kabut otak," ucap Romanoff.
Baca Juga: 3 Film Terbaru Balada Sepasang Kekasih Gila, Pesan di Balik Awan, dan Marriage Tayang Pekan Depan
Namun, kata dia, stres, kecemasan, isolasi, dan ancaman pandemi virus corona (Covid-19) juga secara tak langsung menjadi penyebab munculnya kabut otakv karena dapat melelahkan sistem otak seseorang.
Bukan hal yang aneh jika kabut otak disebabkan oleh kombinasi dari dua atau tiga faktor di atas karena mereka sering berjalan beriringan.
Misalnya, depresi dapat menyebabkan kurang tidur atau sebaliknya. Demikian pula, stres dapat memengaruhi tidur Anda dan menyebabkan depresi. Perimenopause dapat disertai dengan kurang tidur dan depresi.
Gejala Kabut Otak
Jika seseorang mengalamo kabut otak, hal tersebut memungkinkan dia mengalami kesulitan fungsi kognitif berikut ini:
1. Berfokus pada pemikiran atau ide
2. Mengingat hal-hal
3. Multitasking